Aqila Course

Keberadaan akan Tuhan selalu menjadi perbincangan yang sampai saat ini masih belum terpecahkan dan belum dibuktikan dengan cara emperis, tetapi keberadaan Tuhan dapat dibuktikan dengan akal kita sebagai manusia yang berakal. Untuk itu kita sebagai manusia yang berakal dapat membuat suatu kesimpulan yang mengarah kepada ada tidaknya Tuhan

1.      Teori Penciptaan Alam

Dalam teori penciptaan Alam semesta, kita sudah mengenal tentang analogi berikut :

Analogi tersebut bisa kita rubah menjadi analogi di bawah ini

Analogi kedua itulah yang harus kita jawab, apakah tuhan itu ada ?, kalau Tuhan itu ada siapa yang menciptakan Tuhan?

Hal inilah yang membuat kita sering berpikir kalau tuhan itu tidak ada, kemudian kita bisa membuat analogi baru tentang adanya Tuhan

Untuk menjawab pertanyaan Apakah Tuhan diciptakan ?, kita bisa melihat melalui hukum-hukum fisika sederhana yang telah ditemukan oleh para ilmuwan kita yaitu pada Hukum Kekalan Energi yang berbunyi “Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan”. Jika kita mempercayai bahwa energi tidak dapat diciptakan kenapa kita tidak percaya bahwa Tuhan juga tidak dapat diciptakan. Jika kita mempercayai bahwa energi tidak dapat dimusnahkan kenapa kita tidak bisa mempercayai bahwa Tuhan tidak dapat dimusnahkan. Kita dengan indra kita yang kita punyai belum bisa melihat energi hanya kita bisa merasakan keberadaaanya, sehingga tuhan tidak bisa dibuktikan dengan panca indra kita tetapi dengan pikiran kita, tuhan memberikan akal pada kita untuk berpikir tentang adanya Tuhan melalui penciptaan alam semesta.

Jika menelaah tentang penciptaan alam semesta melalui hasil pemikiran ilmuwan kita saat ini yang dikenal dengan teori bigbang. Kita dapat merunut bagaimana alam semesta ini diciptakan.

Dalam teori bigbang alam semesta berasal dari sebuah titik tunggal yang bermassa besar dengan volume sangat kecil, sehingga sangat padat. Titik tunggal tersebut meledak dan dari hasil ledakan itulah alam semesta terbentuk.

Kenapa sebuah titik bisa meledak ?, ada dua kemungkinan dalam hal ini, pertamatitik tersebut memang diledakkan seperti sebuah dinamit yang disulut sumbunya. Kedua titik tersebut dalam keadaan tidak stabil, seperti kita melihat sebuah batre yang sedang di charge terlalu lama, batre tersebut meledak karena kelebihan muatan.

Kemungkinan yang pertama maupun yang kedua, titik tersebut tidak meledak dengan sendirinya, tetapi ada campur tangan dari luar sistem titik tersebut, baik titik itu disulut atau diberi energi yang melebihi batas kemampuan penerimaannya. Asal mula alam semesta ini telah diterangkan dalam Al-Quran sebagai kita suci umat Islam dalam Surat An-Nur ayat 35 di jelaskan bahwa “Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahayanya seperti lubang yang tidak tembus, yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak ditimur dan dibarat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya diatas cahaya, Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah memberikan perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu” (QS, 24 : 35).

Dari ayat di atas terdapat kata “Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi”. Inilah jawaban dari pertanyaan diatas bahwa jagat raya ini terbentuk dari sebuah titik yang telah diberi energi. “Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi”, cahaya merupakan bentuk energi paling kuat sepanjang yang kita ketahui karena ca

haya bersifat panas. Panas merupakan bentuk energi seperti kita ketahui bersama bahwa satuan energi dalam fisika adalah kalori yang didefinisikan banyaknya panas yang diberikan pada air sebanyak 1 cc.

Hasil ledakan tersebut berupa asap dan materi yang tersebar luas, dan kemudian materi dan asap itu mengumpul karena gayagravitasi dari benda tersebut. Berkumpulnya asap-asap itu dapat kita lihat dilangit saat mendung, kita dapat melihat bahwa asap yang ada dilangit tidak memisah-misah tetapi membuat sebuah kumpulan-kumpulan. Kumpulan-kumpulan asap itu kemudian saling merekat karena tarikan gaya gravitasi dari materi-materi dan asap yang tersebar.

Karena tarikan garavitasi ataupun gayalain yang belum diketahui, materi dan asap yang sudah mengumpul itu kemudian berputar secara perlahan dan lama-kelamaan semakin cepat. Hasil dari kumpulan asap dan materi itu membentuk bintang dan planet-planet sehingga terbentuklah alam semesta yang sekarang kita tempati. Teori terbentuknya alam semesta setelah ledakan di atas telah diterangkan dalam Al-Quran yaitu :

“Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”. (QS : Al-Fushshilat:11-12).