Alam Tuhan

ALAM TUHAN

 by Ahmad Hasan B

            “Di dalam bumi ini dan di dalam diri kamu sendiri terdapat bukti-bukti bagi orang yang mau menyakini, apa yang kamu fikirkan ?” (QS Adz-Dzariyat : 20 – 21).

Dalam bab-bab selanjutnya akan dijabarkan alam semesta menurut penguninya  yang kita bagi menjadi 5 bagian yaitu :

  1. Alam Manusia
  2. Alama Jin
  3. Alam Malaikat
  4. Alam Energi (Ruh)
  5. Alam Tuhan

Kelima alam tersebut kita bagi atas dasar kecepatan partikel penghuninya yaitu alam manusia terbuat dari tanah yang dimana pergerakan partikelnya relatif tetap, alam jin terbuat dari api yang pergerakan partikelnya relatif cepat, alam malaikat terbuat dari cahaya yang pergerakannya dengan kecepatan cahaya, alam ruh terbuat dari energi yang pergeraknnya belum terdeteksi oleh manusia dan alam Allah terbuat dari Dzat yang kecepatannya sampai tak terhingga.

Setiap tingkatan alam yang lebih tinggi dapat masuk dalam alam yang lebih rendah, misalnya jin dapat masuk ke alam manusia, dan malaikat dapat masuk ke alam jin dan manusia begitu juga alam Tuhan dapat masuk kedalam 4 alam di bawahnya.

Alam manusia diibaratkan sebuah kolam dan kita berada di atas kolam, ikan yang berada di dalam kolam tidak bisa keluar kolam tetapi kita dapat masuk kedalam kolam karena kolam merupakan sebagian dari alam kita. Begitu juga dengan alam jin dan manusia, jin dapat masuk kedalam alam manusia karena alam manusia merupakan bagian dari alam jin.

Alam jin dan alam manusia dibedakan pada kerapatan partikelnya, alam manusia dari partikel padat dan alam jin dari partikel cepat sehingga ketika jin dapat melihat kita dengan mudah dan kita tidak bisa melihat jin. Fenomena ini dapat diibaratkan ketika kita berada di dalam sebuah mobil yang melaju cepat, saat di dalam mobil kita dapat melihat orang-orang yang diluar mobil yang tidak bergerak dan orang yang berada diluar mobil akan kesulitan melihat kita karena pandangannya harus mengikuti kecepatan mobil kita.

Dalam tingkatan alam jin kecepatan partikelnya sudah mendekati kecepatan cahaya sehingga didalam alam jin, ruang menjadi lebih luas karena jin dapat berjalan lebih cepat sehingga dia dapat menempuh jarak yang jauh dengan waktu yang relatif singkat, sehingga terdapat perbedaan waktu antara alam jin dan alam manusia karena pengaruh dilatasi waktu.

Alam malaikat adalah alam dimana semua penghuni dan alamnya terbuat dari cahaya sehingga tidak dapat terlihat. Alam malaikat adalah alam cahaya sehingga sifat-sifat cahaya masuk dalam alam malaikat seperti benda yang bergerak dengan kecepatan cahaya benda tersebut akan mengalami pengentian waktu. Sehingga malaikat sudah dapat menghentikan waktu menurut alam manusia sehingga malaikat dapat melakukan banyak hal dengan tanpa membutuhkan waktu.

Dalam alam semesta terdapat beberapa hipotesa tentang keseimbangan alam semesta, teori tersebut menyebutkan bahwa alam semesta dapat terus seimbang karena pengaruh energi dari luar sistem kita yang saat ini dikenal dengan materi gelap dan energi gelap (disebut gelap karena masih dalam penelitian).

Diibaratkan sebuah balon udara, balon udara tidak mengempis karena terdapat udara di dalamnya, jika balon udara tersebut bocor maka balon tersebut akan mengempis karena keseimbangan balon tersebut telah rusak.

Tekanan pada balon itu kita asumsikan sebagai gravitasi, dan udara dalam balon kita asumsikan sebagai materi gelap dan energi gelap. Ketika materi dan energi gelap ini bocor atau bercampur maka keseimbangan alam akan terganngu dan terjadilah kiamat.

Jika materi gelap dan energi gelap ini adalah penyusun dari alam semesta di luar alam semesta kita (dikenal dengan alam semesta paralel) maka keseimbangan jagat raya kita juga tergantung pada alam semesta lain.

Alam Tahap selanjutnya adalah alam semesta yang dimana penghuninya merupakan dzat yang kecepatan partikelnya sangat cepat hingga kecepatannya tak terbatas. Dzat yang mempunyai kecepatan seperti ini dia tidak mempunyai ruang dan waktu bahkan dapat berpindah dari waktu yang terdahulu hingga waktu yang paling akhir (sesuai dengan hukum relativitas).

Ketika sebuah dzat (materi) dapat berpindah dari waktu dulu sampai waktu yang paling akhir dzat itu merupakan dzat yang telah mengetahui cikal bakal adanya jagat raya dan dapat diduga dzat itulah yang menciptakan jagat raya dengan memberikan sebagian kecil energinya untuk mengisi sebuah titik. Energi ini merupakan energi pembentuk jagat raya yang diasumsikan sebagai ruh. Ketika titik tersebut diberi sebuah energi kemudian menjadi panas, titik tersebut meledak menjadi kabut-kabut. Kabut-kabut tersebut bermuatan positif dan negatif sehingga membentuk sebuah gumpalan-gumpalan dan berputar pada sebuah titik tengah. Gumpalan-gumpalan tersebut diibaratkan ketika kita mengaduk gula pasir dalam gelas, Gula pasir akan terkonsentrasi ketengah gelas dan semakin sedikit di pinggir gelas. Gumpalan-gumpalan pada alam semesta kemudian menjadi sebuah bintang dan planet-planet seperti tata surya kita.

Dari analogi tentang sebuah dzat yang mempunyai kecepatan sangat cepat kita dapat memberikan sifat-sifat dari dzat tersebut antara lain

  1. Dzat tersebut sangat besar

Dzat tersebut sangat besar karena Dzat tersebut ada dimana-mana, bahkan dengan kecepatannya dia dapat berada di sekeling kita saat ini tetapi juga berada di tempat manapun bahkan berada di galaksi yang tidak kita ketahui dalam waktu yang bersamaan. Jadi dzat tersebut ada dimana-mana sehingga dzat tersebut sangat besar.

  1. Dzat tersebut ada sebelum jagat raya ini ada (terdahulu)

Kecapatan Dzat tersebut melebihi kecepatan cahaya sehingga Dzat itu dapat berpindah dari waktu dulu hingga waktu yang akan datang. Jika Dzat tersebut dapat berpindah dari waktu sekarang ke waktu dulu maka Dzat itu bisa berpindah ke waktu yang sangat dulu pada waktu jagat raya belum terbentuk. Sehingga Dzat tersebut dapat disimpulkan telah ada sebelum jagat raya terbentuk

  1. Dzat tersebut ada sampai pada akhir zaman (terakhir)

Jika Dzat itu dapat berpindah ke waktu yang sangat dulu maka dia juga dapat berpindah ke waktu yang sangat terakhir sehingga dia merupakan dzat yang paling akhir.

  1. Dzat tersebut tahu segalanya.

Dzat itu dapat berpindah dari waktu dulu sampai ke waktu yang akan datang maka Dzat itu mengetahui apa yang  terjadi di masa lalu dan masa datang yang belum terjadi menurut pemahaman kita (manusia)

  1. Dzat tersebut kekal

Apabila Dzat itu dapat berpindah waktu maka Dzat tersebut kekal karena Dzat itu ada sejak jagat raya belum diciptakan dan Dzat itu tetap ada sampai akhir zaman.

  1. Dzat itu satu

Karena Dzat itu merupakan Dzat dimana Dzat itu ada dimana-mana, ada di waktu dahulu hingga waktu yang paling akhir maka dapat disimpulkan Dzat tersebut adalah satu.

  1. Dzat Tersebut Pencipta Jagat Raya

Dilihat dari asal muasal jagat raya, tidak mungkin jagat raya akan terbentuk jika tanpa pemberian energi dari sesuatu pun. Dan mempunyai energi sebesar itu adalah Dzat itu.

  1. Dzat itu berkuasa

Dzat tersebut menguasai waktu, mencipta alam, dan mengetahui segalanya maka Dzat itu berkuasa

Jika kita melihat sifat-sifat diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa Dzat itu adalah Allah SWT karena sifat-sifat di atas sama dengan sifat-sifat Allah dan nama-nama Allah dalam Asmaul Khusna jika dijabarkan lebih lanjut.

Sifat-Sifat Allah

Dalil dan Logika terbentuknya Jagatraya (Maha Pencipta)

Saat jagat raya kita belum terbentuk, saat ini kita menyakini bahwa jagat raya kita terbentuk dari sebuah titik tunggal yang padat dan panas. Lalu timbul pertanyaan kenapa ada sebuah titik dengan energi sebesar itu yang dapat membentuk jagat raya ?

Dalam Surat An-Nur ayat 35 di jelaskan bahwa “Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahayanya seperti lubang yang tidak tembus, yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak ditimur dan dibarat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya diatas cahaya, Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah memberikan perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu” (QS, 24 : 35).

Dari ayat di atas terdapat kata “Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi”. Inilah jawaban dari pertanyaan diatas bahwa jagat raya ini terbentuk dari sebuah titik yang telah diberi energi. “Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi”, cahaya merupakan bentuk energi paling kuat sepanjang yang kita ketahui karena cahaya bersifat panas. Panas merupakan bentuk energi seperti kita ketahui bersama bahwa satuan energi dalam fisika adalah kalori yang didefinisikan banyaknya panas yang diberikan kepada air sebanyak 1 cc.

Jika kita melihat dari ilmu fisika modern bahwa jika suatu benda bergerak dengan kecepatan cahaya maka benda tersebut akan terurai menjadi energi. Jadi ayat diatas menerangkan bahwa sebelum terdapat sebuah titik panas ketika jagat raya akan terbentuk, sebelumnya ada dzat yang telah memberikan seberkas cahaya yang kemudian berubah menjadi sebuat titik panas dan meledak (teori bigbang).

Dalam surat An-Nur ayat 35 diatas diterangkan bahwa “perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita (sumber cahaya) besar”. Keterangan diatas berseuaian dengan teori lubang hitam. Lubang hitam adalah bintang sangat padat yang mempunyai gravitasi sangat besar sehingga cahayapun tidak dapat terpancar dari bintang tersebut, jadi asal mula dari pembentukan jagat raya adalah sebuah titik yang mempunyai energi besar yang kita sebut dengan lubang hitam.

“Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahayanya seperti lubang yang tidak tembus, yang didalamnya ada pelita besar.” Jika ayat tersebut dikaitkan dengan teori bigbang, dimana teori tersebut menyebutkan bahwa asal mula jagat raya kita terbentuk dari sebuah titik yang sangat padat (lubang hitam). Jadi toeri bigbang telah ditemukan pada abad 14 melalui Al-Quran.

Hal di atas juga membuktikan bahwa ada dzat yang telah memberikan energinya kepada asal mula jagat raya kita yang tidak lain adalah Allah SWT.

Dalam surat An-Nur ayat 35 di atas berbunyi “Cahaya diatas cahaya”, jika kalimat ini didefinikan dari ilmu fisika berarti kecepatan gerakannya melibih kecepatan cahaya yang merupakan salah satu sifat Allah. Sehingga pemikiran tentang Allah merupakan dzat yang mempunyai kecepatan di atas kecepatan cahaya dapat relevansikan melalui ayat tersebut.

Allah tidak terpengaruh oleh ruang (Allah Maha Besar)

Ketika Allah berada di Jakarta pukul 08.00 dia juga berada di yogyakarta pada waktu yang sama, bahkan dengan kecepatanya dia dapat berada di yogyakarta dan berada di galaksi manapun pada waktu yang sama bahkan alam manapun dan kapanpun. Sehingga bentuk Allah tidak dapat diperkirakan, dia dapat berbentuk apapun sesuai dengan keinginanya dan dia berada dimanapun sampai di dalam rongga-rongga tubuh kita. Jadi Allah maha besar karena dia berada dimana-mana. Jadi jika kita melakukan dosa Allah akan tahu, jika kita melakukan kebaikan Allah juga akan tahu, jika kita menginginkan sesuatu Allah akan tahu karena dengan kecepatanya dia akan berada dimanapun bahkan dihati kecil kita.

Allah adalah tidak terpengaruh waktu (terdahulu dan terakhir)

Dengan kecepatan yang Allah miliki dia tidak mempunyai waktu. Sesuai dengan hukum relativitas Einstein bahwa “benda yang mempunyai kecepatan cahaya maka benda tersebut mengalami dilatasi waktu”.

Hukum relativitas Einstein tersebut hanya berlaku pada benda dengan kecepatan cahaya, lalu bagaimana jika benda dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya, maka benda tersebut akan bisa masuk ke waktu dulu dan waktu yang akan datang.

Mari kita contohkan dengan analogi sebagai berikut,  pada saat yang sama menurut Allah, Allah berada di waktu dulu tahun 2000 SM, dan Allah juga berada pada waktu yang akan datang 4000 M, tetapi Allah juga berada pada waktu sekarang. Apa yang dapat kita simpulkan ?, Allah tidak terpengaruh waktu, Dia tidak bertambah Tua dan tidak bertambah muda maupun tidak bertambah jumlahnya.

Allah hidup di luar sistem waktu kita, di luar dimensi kita, Allah adalah dzat yang mempunyai kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya sehingga Allah dapat berada di waktu manapun, bahkan dari waktu yang terdahulu sampai waktu yang paling akhir yang tidak dapat kita pikirkan.

Hal ini dapat menjelaskan ketika nabi melakukan Isro’ dan Mi’roj. Isro’ dan Mi’roj adalah perjalanan Nabi Muhammad dari Makah menuju Palestina dan menuju Sidrotul Muntaha. Dalam kasus ini Allah menciptkan sebuah alat tumpangan  yang berkecepatan melibihi kecepatan cahaya yang kita kenal dengan nama buroq  yang berarti kilat, dengan alat tumpangan ini Nabi Muhammad saw dapat berjalan menembus waktu hingga waktu yang sangat jauh kedepan, yaitu waktu dimana Surga dan Neraka sudah dihuni oleh manusia. Nabi Muhammad dapat melihat bagaimana manusia di siksa dan melihat bagaimana manusia merasakan kebahagiaan. Seperti dalam hadist nabi “Sungguh aku telah menyaksikan dari tempatku ini segala sesuatu yang dijanjikan untuk kalian. Sampai-sampai aku bisa melihat diriku sendiri hendak memetik dedaunan yang ada di surga. Tatkala kalian melihatku maka akupun maju” (HR: Muslim).

Allah Maha Kuasa dan Maha Perkasa

Dzat yang berkuasa adalah dzat yang menguasai waktu, dengan waktu yang dimiliknya Allah dapat melakukan apapun yang Allah mau, kun fayakun (jika aku menghendaki maka jadilah). Dengan kecepatan yang Allah miliki dia dapat menghasilkan dan menciptakan sesuatu dengan tidak membutuhkan waktu (menurut Allah), Allah adalah penguasa waktu. Sehingga Allah maha kuasa atas segalanya karena Allah dapat mencipta, dan merubah sesuatu sesuai dengan keiinginan-Nya dengan tanpa adanya ganguan dari makhluk lain dan inilah yang menjadikan Allah maha perkasa atas segala sesuatu.

Allah Maha Memelihara

Apabila kita menghayati dari mana asal jagat raya kita, dan bagaimana jagat raya kita terbentuk, maka kita dapat melihat bahwa dahulu kala alam semesta kita terlahir dari sebuah titik materi dengan volume mendekati nol dengan kerapatan yang sangat padat (dalam teori big bang). Kemudian titik materi tersebut meledak hingga terbentuklah jagat raya ini yang sampai saat ini bentuk jagat raya pun masih misteri.

Kita dapat menganalogikan misteri bentuk jagat raya sebagai berikut :

Diumpamakan umur jagat raya kita baru 10 tahun, maka kita hanya akan melihat benda angkasa yang berjarak 10 tahun cahaya, karena cahaya yang keluar dari sebuah bintang yang berjarak 11 tahun cahaya dari Bumi belum terlihat. Bintang yang berjarak 11 tahun cahaya akan terlihat setelah jagat raya berumur 11 tahun, karena cahaya bintang tersebut sampai ke Bumi setelah 11 tahun. Padahal umur jagat raya kita diperkirakan baru berumur 15 milyar tahun cahaya, sehingga pengamatan terjauh kita hanya baru menjangkau jarak 15 milyar tahun cahaya.

Fenomena ini mendasari berbagai model bentuk jagat raya dan diperkirakan bahwa jagat raya ini tidak hanya dihuni oleh alam semesta manusia saja karena terdapat bukti-bukti bahwa ada semacam energi-energi yang dari luar alam semesta kita yang menopang keseimbangan jagat raya. Alam semesta lain ini bisa kita sebut dengan alam semesta paralel.  Alam semesta paralel menurut ilmu agama adalah alam Jin, Barzakh dan Malaikat.

Dengan ditemukannya Alam semesta paralel, manusia akan membuat sebuah pintu menuju alam paralel yang akan merusak keseimbangan Jagat Raya. Ketika keseimbangan jagat raya goyah, terjadilah goncangan jagat raya yang akan merusak keseimbangan setiap alam semesta. Keruskan alam semesta itu akan menghancurkan seluruh jagat raya dan terjadilah hari kiamat.

Goncangan alam semesta tersebut akan menimbulkan irisan-irisan alam semesta kita dengan alam semesta lain yang mengakibatkan garivtasi irisan alam semesta itu sangat besar yang sanggup menarik seluruh isi jagat raya. Seluruh materi dan energi dari pembentuk jagat raya tersebut kemudian membentuk sebuah titik yang sangat padat dan panas, sehingga karena ketidak stabilan titik tersebut akhirnya titik tersebut meledak kembali dan terjadilah jagat raya kedua (the second big bang).

Hasil dari ledakan titik tersebut membentuk dua alam besar yaitu alam surga dan alam neraka.

Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa alam semesta kita terbentuk dari sebuah keteraturan dan sebuah rencana yang telah diuraian dalam Al-Quran. Hal ini membuktikan bahwa Allah memelihara, membuat, mengendalikan, dan berkuasa atas segala yang tidak kita ketahui.

Allah maha Mengetahui

Alam Allah merupakan alam dimana yang Penghuninya dapat masuk dan berada dalam setiap tingkatan Alam semesta, dan ketujuh alam semesta ini merupakan suatu kesatuan yang utuh yang dimana dikuasai oleh Allah. Allah berada di setiap tingkatan karena Allah lah ketujuh alam semesta ini, jadi Allah dapat melihat dan mengetahui segala yang terjadi di dalamnya. Sepeti dalam firman Allah “Ketahuilah, sesungguhnya milik Allah-lah apa yang di langit dan di bumi. Dia mengetahui keadaan kamu sekarang dan mengetahui pula hari dikembalikan kepada-Nya, lalu diterangkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS 24 : 64)

Allah maha pemberi manfaat

Dalam bab terjadinya hari kiamat dan alam makhsar, telah diterangkan bahwa keempat alam semesta hancur (alam manusia, jin, makhsar dan malaikat), yang tersisa hanyalah energi dan dzat yang menguasai alam yaitu Allah. Energi merupakan ruh pembentuk alam semesta dan Allah adalah pembentuk energi tersebut. Sehingga Allah adalah kekal dia tetap dan tidak tersakiti oleh apapun.

Manusia merupakan penghuni alam semesta yang telah diberi nikmat yang sangat banyak, Allah menciptakan semua benda dan makhluk yang bernyawa mempunyai manfaat. Cobalah berpikir, seekor cacing sangat bermanfaat bagi manusia, cacing hidup dalam perut manusia yang berguna dalam proses pembusukan sehingga ketika sisa makan yang tidak terpakai dapat lancar keluar.

Allah menciptakan langit dan bumi untuk manusia. Langit sebagai atap dan bumi sebagai tempat berpijak yang dimana dijadikannya hujan yang turun dari langit sehingga tumbuhlah tumbuh-tumbuhan sebagai makanan manusia.

Dalam ilmu fisika fungsi langit adalah sebagai pelindung dari masuknya benda dan sinar-sinar dari luar bumi yang membahayakan. Sebuah benda yang datang ke Bumi, benda tersebut telah terhalang oleh atmosfer bumi sehingga terbakar dan hancur, begitu pula dengan sinar ultra violet dan radiasi matahari yang datang kebumi telah disaring oleh atmosfer bumi yang biasa kita kenal dengan lapisan ozon.

Dari perkembangan ilmu fisika kita, ternyata sinar kosmik (sinar bermuatan) yang datang ke bumi telah ditahan oleh awan. Akibat sinar kosmik ini awan di langit kita menjadi bermuatan positif dan negatif, sehingga terjadilah petir. Pemahaman ini mengubah pandangan kita tentang petir, yang semula terjadinya petir adalah mengutupnya ion positif dan negatif dari uap air yang terkontaminasi ion diudara.

Dalam kehidupan kita peran binatang dari yang paling kecil hingga ke yang paling besar semuanya berfungsi sebagai peranan dalam fasenya. Binatang sebagai herbivora sampai pemangsa tingkat tertinggi dan pengurai merupakan suatu keteraturan yang mendalam dan jika mengubah atau merusak keteraturan tersebut akan berakibat kerusakan alam semesta secara perlahan.

Semua di dunia ini dalam sebuah keteraturan, dan keteraturan ini akan terjadi jika ada yang mengatur, disinilah peran Allah pencipta jagat raya yang membuat keteraturan sedemikian detilnya.

Disinlah bukti kebaradaan Allah dapat dilogikan, walaupun  logika ini belum dapat dibuktikan secara emperis. Logika akan keberadaan alam semesta lain yaitu Jin, Malaikat, Ruh dan Tuhan merupakan bekal menuju keimanan yang sempurna. Surga dan Neraka pastilah ada karena itu merupakan alur perjalanan jagat raya kita yang tiada batas. Walaupun kita mati tetapi ruh (energi) pembentuk diri kita tetap ada, dan ada pembalasan untuk setiap amal kita setelah kehancuran alam semesta kita yang kedua (hari kiamat) dan kita akan kekal di dalamnya.

Kebaikan akan memberikan energi positif bagi kita, sehingga kelak setelah hari kiamat kita akan tergiring ke dalam alam semesta yang kita namakan surga yang disana terdapat kenikmatan yang tiada tara.

Kejelekan akan memberikan energi negatif bagi kita, sehingga akan menggiring kita masuk dalam alam semesta negetif yang kita namakan neraka, dan kita kekal didalamnya.

Allah adalah Tuhan yang memberikan kebebasan bagi kita untuk memilih, Al-Quran hanyalah sebagai petunjuk rahasia Allah akan adanya hari pembalasan terhadap orang-orang yang berbuat kejelekan.

Semoga buku ini dapat menambah keimanan kita kepada Allah, dan menambah keyakinan adanya hari kiamat, surga dan neraka. Dalam Al-Quran Allah bersabda “Inilah kita yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran (QS.38:29).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This blog is kept spam free by WP-SpamFree.