Bab 11 Halaman 8, Cahaya di atas Cahaya

Cahaya di atas Cahaya

http://mitraaqila.web.id/modulbimbel.php

       Dalam surat An-Nur ayat 35 di atas berbunyi “Cahaya diatas cahaya”, jika kalimat ini didefinikan dari ilmu fisika berarti kecepatan gerakannya melibih kecepatan cahaya yang merupakan salah satu sifat Allah. Sehingga pemikiran tentang Allah merupakan dzat yang mempunyai kecepatan di atas kecepatan cahaya dapat relevansikan melalui ayat tersebut.
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quraan itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (We will soon show them Our signs in the Universe and in their own souls, until it will become quite clear to them that it is the truth. Is it not sufficient as regards your Lord that He is a witness over all things?)[QS.41:53]
    “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.”[Al ‘Ankabuut 43]
Allah Maha Besar (Allah Tidak terpengaruh ruang)
            Bumi yang sekarang didiami oleh sekitar 8 milyar manusia, keliling lingkarannya sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Matahari, keliling lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer panjangnya. Matahari, dan 8 planetnya yang tergabung dalam Sistem Tata Surya, tergabung dalam galaksi Bima Sakti yang panjangnya sekitar 100 ribu tahun cahaya (kecepatan cahaya=300 ribu kilometer/detik!) bersama sekitar 100 milyar bintang lainnya. Galaksi Bima Sakti, hanyalah 1 galaksi di antara ribuan galaksi lainnya yang tergabung dalam 1 “Cluster”. Cluster ini bersama ribuan Cluster lainnya membentuk 1 Super Cluster. Sementara ribuan Super Cluster ini akhirnya membentuk “Jagad Raya” (Universe) yang bentangannya sejauh 30 Milyar Tahun Cahaya!
Harap diingat, angka 30 Milyar Tahun Cahaya baru angka estimasi saat ini, karena jarak pandang teleskop tercanggih baru sampai 15 Milyar Tahun Cahaya. Bayangkan, jika jarak bumi dengan matahari yang 150 juta kilometer ditempuh oleh cahaya hanya dalam 8 menit, maka seluruh Jagad Raya baru bisa ditempuh selama 30 milyar tahun cahaya. Itulah kebesaran ciptaan Allah! Jika kita yakin akan kebesaran ciptaan Tuhan, maka hendaknya kita lebih meyakini lagi kebesaran penciptanya.
Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada?
Betapa banyak benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan mungkin trilyunan cahaya yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada?
Berapa banyak zakat berukuran molekul, bahkan nukleus (rambut dibelah 1 juta), sehingga manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu ada? (manusia baru bisa melihatnya jika meletakkan benda tersebut di bawah mikroskop yang amat kuat).
Berapa banyak gelombang (entah radio, elektromagnetik. Listrik, dan lain-lain) yang tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada. Benda itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya.
Logika Tentang Allah Maha Besar 
Tata surya adalah gugusan planet-planet yang berpusat pada satu matahari atau bintang. Menurut para ilmuwan jarak dari pinggiran tata surya kita ke pusatnya, yaitu matahari adalah antara 13.000.000.000 sampai 18.000.000.000 kilometer. Matahari kita adalah salah satu dari 400.000.000.000 bintang di dalam galaksi Bima Sakti. Sedangkan Bima Sakti adalah salah satu dari 100.000.000.000 galaksi di alam semesta ini. Dapatkah Anda membayangkan seberapa luas ruang alam semesta ini? Tetapi seberapa besarpun seseorang  kalau ia tidak melampaui ruang dan waktu ia tidak dapat dikatakan mahabesar. Karena tuhan semacam itu masih dibatasi oleh ukuran-ukuran jarak, waktu dan jumlah dan lain-lain.
Setiap kejadian pasti mempunyai sebab. Segala sesuatu yang tidak kekal ( dapat berubah ) pasti mempunyai sebab yang membuat ia ada. Tetapi Dia yang kekal ( tidak berubah ) tidak mempunyai sebab apapun yang membuat Dia ada ( karena apapun yang ada penyebabnya tidak akan disebut kekal ). Jadi jika segala sesuatu yang tidak kekal ( misal alam semesta dan segala isinya dan kejadiannya ) ditelusuri sampai kepada penyebabnya yang mula-mula, pastilah itu adalah Allah yang kekal, yang tidak mempunyai penyebab.
Alam semesta ini adalah suatu ruang yang amat sangat luas ( yang berisi berbagai materi ), yang belum diketahui batas-batasnya. Bersama dengan ruang, ada dimensi waktu. Tampaknya ruang dan waktu itu adalah dua dimensi yang tak terpisahkan. Waktu ada karena adanya ruang, karena segala yang ada di bawah langit atau di dalam ruang mempunyai waktunya sendiri. Adanya ruang membuat benda-benda (materi) mempunyai jarak antara satu dengan yang lainnya, dan ini menciptakan waktu dan gerakan atau peristiwa. Untuk menempuh suatu jarak dibutuhkan waktu tertentu. Misalkan bagi sebuah wahana ruang angkasa dari bumi dibutuhkan waktu untuk mencapai suatu planet lain tertentu. Adawaktu yang dibutuhkan bagi atom-atom dan elektron-elektron untuk bergerak berpindah tempat.
Tetapi bagi apa saja yang ada dalam sebuah ruang dan dibatasi oleh ruang,  ia juga berada dalam suatu waktu dan dibatasi oleh suatu waktu tertentu, yaitu waktu sekarang. Masa lampau sudah berlalu dan masa depan belum terjadi baginya. Ia selalu ada dalam sepotong masa sekarang yang sempit. Baginya masa lampau sudah lewat sedang masa depan belum dikecapnya.
Tetapi tidak demikian dengan Allah mahabesar yang mengatasi ruang dan waktu. Ia ada dimanapun di dalam ruang dan waktu itu, dan bahkan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu itu. Itu berarti bahwa bagi Allah segala macam ukuran yang ada dalam alam semesta ini tidak menjadi rintangan bagi Tuhan. Jadi bagi Dia tidak ada bedanya satu triliun kilometer dengan satu nanometer (sepersejuta meter). Tidak ada bedanya masa lampau, masa sekarang dan masa depan bagi Tuhan. Bagi Tuhan kecepatan gerakan cahaya sama dengan kecepatan gerakan seekor siput. Massa dari bintang-bintang yang terbesar sama saja dengan massa atom-atom yang terkecil yang beterbangan di udara. Ia melihat ke dalam dunia atom tersebut sejelas Ia melihat kepada galaksi-galaksi raksasa. Ia melihat keseluruhan realitas ruang dan waktu itu seperti seseorang yang melihat sebuah lukisan. Bahkan sebenarnya jauh lebih daripada itu.
Adalah menakjubkan bahwa menurut para ilmuwan tubuh manusia mengandung 1 oktiliun atom. 1 oktiliun adalah angka satu yang diikuti oleh 27 angka nol di belakangnya. Dan atom itu sendiri sebenarnya adalah bagaikan sebuah tata surya dalam ukuran yang sangat kecil. Dan tata surya kecil tersebut sebagian besar berisi ruangan kosong sehingga jika 1 oktilion tata surya kecil tersebut dapat dipadatkan ia akan menjadi sebutir debu yang sangat kecil yang hanya dapat dil

ihat lewat mikroskop. Dan yang menakjubkan adalah bahwa Tuhan yang mengatasi segala ruang dan waktu tidak mempunyai kesulitan sedikitpun untuk mengontrol secara detail semua atom yang terdapat di alam semesta ini dengan secara bersamaan atau sekaligus. Itulah sebagian gambaran mengenai apa artinya bahwa Tuhan mahabesar.

Semua yang terjadi dalam kehidupan seseorang sudah tertulis bagi-Nya sebelum semuanya itu terjadi bagi orang tersebut. Itu semuanya berarti semua pikirannya, gerakannya, perasaannya; setiap sel, setiap proses kimia dalam tubuhnya. Sebelum seseorang berbicara. Tuhan sudah mengetahuinya lebih dahulu apa yang akan dikatakannya. Apapun yang sedang dilakukan seseorang, dan dimanapun, Tuhan selalu tahu. Bagi Tuhan tidak ada perbedaan antara terang dan gelap, sehingga kegelapan tidak membuat sesuatu menjadi lebih tidak terlihat bagi-Nya. Tidak ada sesuatu yang tersembunyi bagi Tuhan.
Bahkan Tuhan mengawasi pada waktu sel demi sel tubuh kita sedang ditenun di dalam rahim. Bahkan “ilah-ilah genetis” ( genetic gods ) pun takluk secara mutlak kepada-Nya. Ilah-ilah genetis memang sangat mempengaruhi kehidupan seorang manusia, tetapi “ilah-ilah” ini sepenuhnya ditulis dan dikontrol oleh Allah yang sudah tahu akan segala sesuatu dari awal sampai akhirnya.. Ya, Tuhanlah yang merancang dan mengendalikan “ilah-ilah genetis” itu menurut kehendak-Nya.
Tuhanlah yang menciptakan alam semesta ini dan semua hukum-hukum yang mengaturnya. Ini berarti juga bahwa segala peristiwa yang terjadi di alam semesta dimulai dari Dia. Seluruh rangkaian sebab-akibat peristiwa tersebut adalah bagaikan jalinan kapas yang membentuk benang yang kemudian dibentuk menjadi suatu kain yang bergambar lukisan sejarah seluruh alam semesta ini.
Jadi karena semua yang ada dan yang terjadi di alam semesta ini adalah rangkaian sebab akibat ( yang diatur oleh hukum-hukum tertentu ) maka kalau semua itu ditelusuri sampai kepada pangkalnya, apakah pangkalnya? Pangkalnya pasti adalah satu momen atau aksi tertentu yang menimbulkan serangkaian reaksi berantai dari peristiwa sebab akibat tersebut. Tetapi siapakah yang memicu satu momen yang menjadi pangkal semua kejadian itu? Bukankah itu adalah sesuatu yang ada tetapi yang tidak mempunyai penyebab?
Secara logis dapat dikatakan bahwa semua hal yang mempunyai sebab adalah segala sesuatu yang berubah dan dapat berubah, bukan? Tetapi hal yang tidak berubah atau kekal itu ada tanpa sebab apapun. Jadi ‘pemicu’ segala sesuatu itu pasti bersifat kekal, karena ia tidak ada sebabnya. Karena segala sesuatu yang ada di dalam alam semesta ini berubah atau tidak kekal, maka pasti ‘pemicu’ yang bersifat kekal itu berasal dari luar alam semesta, ia pasti lebih besar daripada alam semesata ini, lebih besar daripada ruang dan waktu ini. Dan itulah Tuhan yang disebut mahabesar.
Kesimpulannya, semua peristiwa yang terjadi merupakan dampak peristiwa-peristiwa sebelumnya. Dan yang mengawali semua jalinan peristiwa itu adalah Tuhan sendiri. Bagaikan seseorang pemain bilyar yang dengan sebuah pukulan, mengantisipasi dan mengontrol serangkaian peristiwa di atas papan permainan demikianlah Tuhan yang mengawali kejadian alam semesta ini, mengontrol semua peristiwa dalam alam semesta ini. Tetapi kendali seorang pemain bilyar itu terbatas sedang kendali Tuhan tak terbatas dan mutlak. Ya,  Tuhan tidak ( seperti ) bermain dadu ( kata Einstein ), tetapi ( lebih seperti )  bermain bilyar.
Implikasi logis ( tapi sulit dipercaya ) yang lebih lanjut dari semua paparan di atas adalah bahwa bagi Tuhan tidak ada suatu peristiwa apapun yang terjadi secara kebetulan. Karena pemicu pertama segala peristiwa adalah Tuhan, sedang Tuhan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, maka pasti pada ‘waktu’ Tuhan ‘memicu’ peristiwa pertama, pada ‘waktu’ itu pula Tuhan mengetahui semua rangkaian peristiwa yang mengikutinya, dari awal sampai akhir! Jadi memang semua peristiwa ada dalam kendali-Nya, sudah diantisipasi oleh Dia, tidak ada yang lolos tercecer. Dia tahu semua kejadian dari awal sampai akhir dari alam semesta dan mengontrol semua gerakan atau momen yang terjadi di dalam alam semesta ini, sekalipun itu adalah helai demi helai daun-daun kering yang menari-nari di jalanan karena dihembus angin, atau butir demi butir debu yang beterbangan di udara.
Itulah implikasi logis dari Dia yang dikatakan mengatasi ruang dan waktu. Ia melihat ruang dan waktu dan gerakan, terpapar dengan sangat gamblang di hadapan-Nya seperti lukisan saja. Dan Ia adalah Pelukisnya sehingga Ia tentu saja tidak dibatasi oleh bingkai lukisan tersebut. Juga Ia dengan bebas bisa saja ada dalam lukisan tersebut tetapi Ia tidak dibatasi olehnya. Sesungguhnya sejarah alam semesta ini bagi Tuhan adalah sebuah lukisan yang sudah selesai dan catnya sudah mengering.
Bagi seorang penulis novel segala peristiwa yang terjadi di dalam novelnya itu sudah terjadi, bukan? Karena sang penulis, tidak sebagaimana para pelaku di dalam novel tersebut, tidak hidup dalam masa sekarang yang bergerak dari satu momen ke momen berikutnya. Ia ‘ada di mana-mana’ di setiap momen dan di setiap tempat di dalam novel tersebut. Jadi sebagaimana sang penulis tidak pernah terlalu ‘sibuk’ mengatur setiap peristiwa di dalam novelnya tersebut, Tuhan tidak pernah terlalu ‘sibuk’ untuk mengatur setiap peristiwa yang ada di dalam alam semesta ini.
Misalnya seorang tokoh yang bernama Giar di dalam novel tersebut sedang memasak ketika kemudian terdengar suara yang sangat keras megejutkan dia…  Nah, di antara waktu memasak Giar dan terdengarnya suara keras itu tidak ada selang waktu bagi Giar. Tetapi bagi si penulis di antara dua peristiwa itu mungkin ia tidur dulu sebentar, atau merenung, atau minum kopi dulu kemudian jalan-jalan ke mal. Kemudian ia memikirkan tokoh Giar tersebut sampai berjam-jam. Tetapi semua kegiatan si penulis itu sama sekali tidak ada di dalam novel tersebut, di dalam waktu Giar tersebut, sekalipun itu dilakukan di antara dua peristiwa yang berurutan yang dialami Giar di dalam novel itu.
Jadi Allah tidak pernah diburu-buru oleh waktu karena Allah, tidak seperti kita, tidak hidup di dalam ‘sepotong kecil waktu sekarang’, yang kita sebut dengan momen. Allah tidak terlalu sibuk jika Dia berurusan dengan kita sekarang dan pada waktu yang sama, dengan 6 milyar orang yang lain. Hidup kita dan semua orang lain terus bergerak dari satu momen ke momen berikutnya dalam urutan waktu: waktu dulu, waktu sekarang dan waktu kemudian. Tetapi bagi Allah semua momen itu adalah waktu sekarang.
Tuhan itu mahabesar sehingga segala sesuatu ada di dalam Dia. Karena itu juga segala sesuatu ada dalam kendali-Nya, artinya Tuhan mahakuasa. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Tetapi apakah karena itu Tuhan dapat melakukan apa saja? Ternyata tidak demikian. Adabeberapa hal yang Tuhan tidak bisa lakukan.
Tuhan tidak bisa mengubah diri-Nya sedemikian rupa sehingga ada suatu peristiwa yang berada di luar kendali-Nya. Kalau Tuhan membuat sesuatu itu ada di luar kendali-Nya tentu Dia menjadi tidak mahabesar lagi. Itu tidak mungkin terjadi karena Dia tidak bisa berubah. Ia tetap mahabesar dan mahakuasa.
Dzat Allah adalah dzat yang sangat cepat yang kecepatannya sampai tak terbayangkan oleh manusia. Dengan asumsi tersebut kita dapat menjabarkan kebesaran Allah sebagai berikut : Saat ini Pukul 08.00 pagi, Allah berada di Jakarta, kemudian Allah menuju Yogyakarta, dengan kecepatannya Allah sampai  di yogyakarta pada waktu yang sama yaitu pukul 08.00 pagi, lalu timbul pertanyaan ? dimanakah Allah pada jam 08.00 pagi ini? Dia ada di Jakarta dan di Yogyakarta.
Dari logika di atas dengan kecepatan-Nya dia dapat berada di yogyakarta dan berada di galaksi manapun pada waktu yang sama bahkan alam manapun dan kapanpun. Sehingga bentuk Allah tidak dapat diperkirakan, dia dapat berbentuk apapun sesuai dengan keinginanya dan dia berada dimanapun sampai di dalam rongga-rongga tubuh kita. Jadi Allah maha besar karena dia berada dimana-mana. Jadi jika kita melakukan dosa Allah akan tahu, jika kita melakukan kebaikan Allah juga akan tahu, jika kita menginginkan sesuatu Allah akan tahu karena dengan kecepatanya dia akan berada dimanapun bahkan dihati kecil kita.
Ayat-ayat Al-quran yang menerangkan tentang Allah Maha Besar :
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi [161] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi maha besar. ( QS. Al Baqarah 2:255 )

http://mitraaqila.web.id/modulbimbel.php

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri [289] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) [290]. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya [291], maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya [292]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi maha besar. ( QS. An Nisaa 4:34 )
Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi maha besar.
( QS. Al Hajj 22:62 )
Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak [1186] dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Tinggi lagi maha besar. ( QS. Luqman 31:30 )
Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi maha besar. ( QS. Al Mu’min 40:12 )
Kepunyaan-Nya-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah yang Maha Tinggi lagi maha besar. ( QS. Asy Syuura 42:4 )

            Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang maha besar.
( QS. Al Waaqi’ah 56:74 )



DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi.2000.Ensiklopedi Muslim.Darul Fikr.Jakarta Timur.
Ahmad Barizi.2004.Pandangan Muhammad Abduh tentang Dunia Malaikat.Hikmah.Jakarta.
Ahsin W,dkk.2008.Kamus Ilmu Al-Quran.Sinar Grafika Offset.Jakarta
Al fauzan, dkk.1998.Kitab Tauhid.Perpustakaan Nasional RI.Jakarta
Departemen Agama.2002.Al-Quran dan Terjemahnya.Mekar Surabaya.
Fatah Idris, Mustofa.1994.Jalan Menuju Surga.Al Ikhlas. Surabaya Indonesia
Masaru Emoto.2006.The True Power Of Water.MQ Publishing.Bandung.
Muh Ali-Ash-Shabunie.1983.Pengantar Ilmu-ilmu Al-Quran.Al Ikhlas. Syrabaya Indonesia.
Muhammad Syahrir.2007.Perjumpaan Dengan Iblis.Lentera Jakarta.
Muhammad Salin Mahyasin.2005.Sejarah Al Quran.Akademika Pressindo Jakarta.
Muhsin Labib.2004.Mengurai Tasawuf Irfan dan Kebatinan.Lentera Jakarta.
Moh Rifai.1984.Perbandingan Agama.Wicaksana.Semarang
Nurcholish 2004.Madjid.Pintu-pintu menuju Tuhan.Paramadina.Jakarta Selatan.
Nashir Makarim Syirazi.2005.Berhubungan dengan Roh.Lentera.Jakarta
Samir bin Amin Zuhari.Azab Kubur, Penyebab dan penangkalnya.Akademika Pressindo Jakarta.
Zarkasyi.1983.Usuludin.Tri Murti.Gontor Ponorogo.
http://www.fisikanet.lipi.go.id, Freddy P. Zen (ITB), Betulkah Alam Semesta Paralel?, fisik@nets, 20 Juli 2009
http://www.e-smartschool.com, _,Tata Surya, 9 Desember 2009
http://www.e_smartschool.com, _,Komet, 9 Desember 2009
http://www.e_smartschool.com, _,Bulan, 9 Desember 2009
http://www.e-smartschool.com, _,Apakah Galaksi itu?, 9 Desember 2009
http://www.kamusilmiah.com/astronomi/bumi-si-planet-biru, 9 Desember 2009
http://simplyvie.com/2006/10/05/sejarah-awal-teori-pembentukan-tata-surya, 9 Desember 2009
http://www.kamusilmiah.com/fisika/menguji-teori-gravitasi-einstein-1, 9 Desember 2009
http://Syahadat.com, attachment:/41/159-dalil-surga-dan-neraka.htm, 26 Juli 2009
http://my-mercusuar.blogspot.com/Blog Tutorial and Islam Blog_ Asal mula alam semesta.mht, 28 Juli 2009
http://febdian.net/drupal/, 28 Juli 2009
http://muxlim.com/ attachment:/96/default.htm, 24 Juli 2009
http://id.shvoong.com/books/ Menyingkap Alam Ruh.mht, 24 Juli 2009
http://blog.uad.ac.id/…/ 05/20/air-di-galaksi-asing/, 30 Juli 2009
http://1.bp.blogspot.com__OsaEvOWOntI_SEz1Ic0BEqI_AAAAAAAAA-M_v91KR24pwbg_s400_janin.jpg, 30 Juli 2009
http://imagehost.ngobrolaja.com_files_maxi_22greenwheel.jpg, 30 Juli 2009
http://img260.imageshack.us_img260_21_mirrorau5.png, 30 Juli 2009
http://photos-p.friendster.com_photos_65_67_83347656_1_597651987l.jpg, 30 Juli
http://islamlib.com/attachment:/110/default.htm, 4 Agustus 2009
http://www.supermance.com/feed, Asal Usul Manusia Yang Membingungkan, 2 Agustus 2006
http://www.suaramerdeka.com_beta1_news_images_499f050acd729.jpg, 2 Agustus 2009
http://aslamiyah.cybermq.com/attachment:/213/nama-nama-neraka-dan-penghuninya.htm, 4 Agustus 2009
http://www.syahadat.com/attachment:/235/1073-nama-nama-surga-dan-calon-penghuninya.htm, 4 Agustus 2009
http://alam.leoniko.or.id/alam_semesta.htm, 2 Agustus 2009
http://wetty1804.wordpress.com/2008/06/02/hello-world/, 2 Agustus 2009
http://yasirmaster.blogspot.com/ attachment:/323/misteri-bentuk-jagat-raya-dan-materi.html, 2 Agustus 2009
http://osdir.com/ml/attachment:/518/msg01118.html, 7 Agustus 2009
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/022.htm, 5 Maret 2010
http://arsumba.com/2010/02/keseimbangan-alam/
http://blog.its.ac.id/ichwanmarine/2008/02/12/dia-menurunkan-hujan-dari-langit/
http://www.bingung.co.cc/2009/09/allah-maha-pengampun.html

DAFTAR ISI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This blog is kept spam free by WP-SpamFree.