Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Masa usia sekolah dasar sebagai mesa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia
enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik
utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan
individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi,
kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan
perkembangan fisik anak.
Menurut Erikson perkembangan psikososial pada usia enam sampai pubertas, anak
mulai memasuki dunia pengetahuan dan dunia kerja yang luas. Peristiwa penting
pada tahap ini anak mulai masuk sekolah, mulai dihadapkan dengan tekhnologi
masyarakat, di samping itu proses belajar mereka tidak hanya terjadi di sekolah.
Sedang menurut Thornburg (1984) anak sekolah dasar merupakan individu yang
sedang berkembang, barang kali tidak perlu lagi diragukan keberaniannya. Setiap anak
sekolah dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang
lebih baik. Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan sosial maupun non
sosial meningkat. Anak kelas empat, memilki kemampuan tenggang rasa dan kerja
sama yang lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang menampakan tingkah laku
mendekati tingkah laku anak remaja permulaan.
Menurut Piaget ada lima faktor yang menunjang perkembangan intelektual yaitu :
kedewasaan (maturation), pengalaman fisik (physical experience), penyalaman logika
matematika (logical mathematical experience), transmisi sosial (social transmission),
dan proses keseimbangan (equilibriun) atau proses pengaturan sendiri (self-
regulation ) Erikson mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar tertarik terhadap
pencapaian hasil belajar.
Mereka mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian
yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara
perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun
perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan
negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga menghambat mereka dalam belajar. Piaget
mengidentifikasikan tahapan perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu :
Tahap sensorik motor usia 0-2 tahun, tahap operasional usia 2-6 tahun, tahap
operasional kongkrit usia 7-11 atau 12 tahun, tahap operasional formal usia 11 atau
12 tahun ke atas.
Berdasarkan uraian di atas, siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional
kongkrit, pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat
pada fakta-fakta perseptual, artinya anak mampu berfikir logis, tetapi masih
terbatas pada objek-objek kongkrit, dan mampu melakukan konservasi.
Bertitik tolak pada perkembangan intelektual dan psikososial siswa sekolah dasar,
hal ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai karakteristik sendiri, di mana dalam
proses berfikirnya, mereka belum dapat dipisahkan dari dunia kongkrit atau hal-hal
yang faktual, sedangkan perkembangan psikososial anak usia sekolah dasar masih
berpijak pada prinsip yang sama di mana mereka tidak dapat dipisahkan dari hal-hal
yang dapat diamati, karena mereka sudah diharapkan pada dunia pengetahuan.
Pada usia ini mereka masuk sekolah umum, proses belajar mereka tidak hanya
terjadi di lingkungan sekolah, karena mereka sudah diperkenalkan dalam kehidupan
yang nyata di dalam lingkungan masyarakat. Nasution (1992) mengatakan bahwa
masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai beberapa sifat khas sebagai berikut : (1)
adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit, (2) amat realistik,
ingin tahu dan ingin belajar, (3) menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap
hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan
sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor , (4) pada umumnya anak menghadap tugas-
tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri, (5) pada masa ini anak
memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah,
(6) anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk
bermain bersama-sama .
Seperti dikatakan Darmodjo (1992) anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang
mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun
pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing
aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan
dari ketiga aspek tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan
individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama.
Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut untuk
dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada
siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan
siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih
bermakna bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk pro aktif
dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam
kelompok. Semoga
Sumber : karakteristik siswa sekolah dasar