Kesalahan yang biasa dibuat saat mendirikan Bimbel

Kesalahan yang Biasa terjadi saat pendirian Bimbel :

  1. Modal awal terlalu besar

Kesalahan dari banyak Manajer atau Investor adalah dengan Prinsip ”Modal Besar Keuntungan Besar”.

Dalam menejemen Bimbingan Belajar tidak bisa diartikan seperti itu, karena bimbingan belajar merupakan perusahaan Jasa bukanlah perusahaan Barang.

Dalam perusahaan Jasa yang terpenting adalah kepuasan Pelanggan, Secara lebih sederhana kita misalkan Tukang Cukur Rambut.

Dalam minggu pertama Tukang cukur tersebut buka stand cukur rambut di sebuah ruko, apakah langsung mendapatkan pelanggan ?, Tidak, bahkan kadang dalam 1 bulan pertama kemungkinan hanya mendapatkan 1 orang pelanggan.

Apabila pelanggan pertama tadi oleh si Tukang cukur tersebut dilayani dengan baik, dengan bahasa yang komunikatif, mendengarkan apa yang dia ceritakan, mendengarkan keluh kesahnya, dengan ruangan yang sederhana tetapi nyaman, dan yang paling penting hasil cukuran rambutnya persis seperti apa yang dia inginkan. Apakah bulan depan dia akan bercukur rambut di tempat lain.

Bulan pertama Tukang cukur mendapatkan 1 orang pelanggan, bulan kedua mendapatkan 3 orang pelanggan dan seterusnya.

Apakah 6 bulan pertama tukang cukur tersebut dapat membiayai hidupnya dengan hanya mendapatkan 1 – 10 orang pelanggan?, tentu saja tidak. Tukang cukur rambut itu harus mengerti bahwa ketika menggeluti bisnis tukang cukur pasti akan seperti itu.

Bisnis Bimbingan Belajar hampir sama dengan bisnis tukang cukur rambut, yang terpenting adalah pelayanan yang baik dan peningkatan kualitas siswa bimbingan.

Biasanya Bimbingan Belajar akan mendapatkan Laba setelah berjalan selama kurang lebih 6 bulan.

 

Bagaimana mengantisipasinya ?

  • Apabila Anda bermodal pas-pasan (kurang dari 10 juta), lebih baik memakai rumah sendiri sebagai bimbel atau menyewa ruang / rumah yang murah, dengan begitu biaya operasional dapat ditekan.
  • Saat perekrutan pegawai carilah pegawai yang tidak terlalu memprioritaskan uang sebagai tujuan utama dalam bekerja, agar saat kita kehabisan modal bimbel tetap dapat berjalan.
  • Buatlah fasilitas seminim mungkin tetapi dapat menjalankan bisnis ini dengan sempurna, maksudnya kebutuhan utama bimbel sudah terpenuhi.
  • Perbaikan fasilitas bimbel dapat dilakukan secara bertahap, perbaikan disana-sini antara lain pengecatan, penambahan kelas, pembuatan front office, kipas angin dll. Biarlah konsumen melihat perkembangan kita, karena bimbel yang terlihat berkembang lebih disukai konsumen daripada bimbel yang terlihat stagnan (tetap)
  • Kegiatan marketing lebih baik dilakukan sendiri bersama pegawai yang sudah ada, sebar brosur adalah pilihan utama, tetapi jangan menyebar brosur secara acak. Saat akan menyebar brosur Anda lebih baik melihat peta dalam Google Map sehingga jelas, daerah mana yang padat penduduk.
  • Ringkasnya dalam perkembangan Bimbel 6 bulan pertama biasanya laba hanya dapat menutup biaya operasional dan biaya penambahan fasilitas.

 

  1. Kesulitan dalam Mencari Tentor

Metode dalam pencarian tentor antara lain memasang pengumuman lowongan pekerjaan di Kantor Pos Pusat, dinas kertrans, atau di depan fotocopy dll.

Untuk mencari tentor biasaya mudah setelah beberapa hari kita memasang lowongan, calon tentor akan langsung berdatangan setiap harinya. Tetapi mencari tentor yang berkualitas agak susah.

Saat pendirian pertama bimbel kita harus menyediakan tentor setiap mapel artinya kita menyiapkan tentor Matematika, Fisika, Kimia, Bahasa Inggris dan PGSD. Apakah harus mempunyai 5 tentor untuk dapat menjalankan bimbel.

Agar biaya operasional kita tidak besar dalam menggaji tentor, kita dapat membuka bimbingan belajar SD dan SMP dulu. Kenapa ?, karena SD dan SMP tidak membutuhkan banyak tentor cukup tentor Bahasa Inggris dan Tentor Hitungan (dapat mengambil tentor dari Jurusan Matematika, Fisika atau Kimia). Dengan begitu kita hanya membutuhkan 2 tentor dalam menjalankan bimbel. Dengan mempunyai 2 tentor saja kita harus menyediakan 2 ruang kelas setiap sesianya dan sudah dapat menampung sekitar 48 sesi setiap minggunya.

48 sesi dapat memenuhi sekitar 24 kelompok bimbingan.

Maksimalkan pegawai yang ada, tetapi jangan lupa jangan pernah tergantung pada 1 pegawai, karena biasanya saat merasa sudah bisa menjalankan sendiri, mereka akan berkhianat kepada Kita dan mendirikan bimbel sendiri.

Jadi saat kita menjadi Menajer atau Investor yang menangani Bimbel jangan pernah mempercayakan penuh semua hal di Bimbel kita kepada pegawai karena suatu saat kita akan dihianati.

Saat kita sudah merasa bahwa kita kekurangan tentor barulah kita mencari tentor lagi.

 

  1. Terlalu percaya pada Tentor

Banyak kalangan pengusaha yang terlalu menyerahkan semua urusan pada tentor atau seseorang yang sangat di percayainya.

Percaya itu tidaklah salah akan tetapi berhati-hati juga penting.

Dari pengalaman mitra-mitra Kami yang sudah berjalan, Tentor mengambil alih semua siswa ke tempat bimbingan belajar barunya.

Hal itu sangat merugikan bimbel karena biaya operasional marketing dan lain-lainya lumayan besar dan karena hal itu, kita harus memulai lagi dari awal untuk mencari siswa.

 

Solusinya :

Tentor pengajar dalam 1 kelompok tidak hanya satu orang, lebih baik di rolling (diputar), jadi 3 hari dalam setiap minggunya tentor selalu ganti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This blog is kept spam free by WP-SpamFree.