perlu sebuah jawaban

“Ilmu Pengetahuan Sains” Islam: Apakah Al-Quran Islam

Mengandung Keajaiban-keajaiban Ilmiah?

sumber : http://www.answering-islam.org/Bahasa/Quran/SainsIslamikbi.html

Lewat sepuluh tahun terakhir semakin banyak kaum Muslim menyatakan Qur’an sebagai buku yang penuh berisi keajaiban-keajaiban ilmu pengetahuan. Banyak web site, buku-buku dan video diproduksi yang menyatakan bahwa Islam adalah benar-benar suatu agama yang bersumberkan keilahian, menyebutkan pernyataan-pernyataan yang kononnya “secara ilmiah akurat” dalam Qur’an dan Hadis. Banyak dari karya-karya ini memperkenalkan pernyataan-pernyataannya dengan kalimat seperti:

“Satu dari hal yang paling luar biasa dalam Quran adalah bagaimana ia menguraikan ilmu pengetahuan. Quran yang dinyatakan kepada Muhammad (saw) pada abad ke 7 berisikan fakta-fakta ilmiah menakjubkan yang sedang ditelusuri di abad ini. Para ahli ilmu pengetahuan terkejut dan kerap terbungkam saat mereka diperlihatkan betapa terperinci dan akuratnya beberapa ayat dalam Quran tentang ilmu pengetahuan moderen..”

Artikel ini akan menghadapi pertanyaan ini, sebagaimana juga menghadapi berbagai ayat-ayat dari Qur’an yang disebut kaum Muslim sebagai keajaiban ilmu pengetahuan. Artikel ini juga akan melihat berbagai kejanggalan ilmu pengetahuan yang ditemukan dalam Qur’an dan Hadis yang tidak disebut oleh banyak kaum Muslim.

Dari sekitar 1 milyar kaum Muslim di bumi, 90% adalah Suni. Oleh karena itu, artikel ini akan menghadapi ajaran-ajaran Islam Suni. Literatur hadis adalah, hampir semuanya, khas Islam Suni, dimana sekte lainnya (Syiah, Submitter, Sufi) tidak menganggap tulisan-tulisan tersebut semulia sebagaimana yang kaum Suni lakukan. Sebagai contoh, sekte Islam Syiah tidak mempercayai dan tidak mengimani langsung koleksi hadis sekte Suni, walau pun mereka berjumlah kurang daripada sekte Suni itu. Karena itu, menyebutkan berbagai Hadis dalam kajian ini hanya relevan di dalam suatu diskusi mengenai Islam sekte Suni.

1 ] Penciptaan Bumi
Para kaum cendekia moderen telah mengkritik Alkitab tentang pernyataannya bahwa Bumi diciptakan dalam enam hari. Hal ini sudah dianggap hanyalah sebagai suatu mitos yang dibuat oleh orang jaman dahulu kala untuk menjelaskan bagaimana dunia diciptakan. Qur’an telah membuat kesalahan yang sama mengenai kwantitas waktu yang dibutuhkan dalam penciptaan bumi, sebagaimana terlihat dalam ayat berikut ini:

Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada antara keduanya, dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan.
(Qur’an 50:38)
Adalah suatu fakta yang sudah diketahui bahwa Muhammad berhubungan dengan kaum Yahudi dan Kristen, dan banyak bagian dari Qur’an yang mengikuti Alkitab. Sementara Qur’an tidak memiliki pernyataan Alkitab dimana “pada hari yang ke tujuh Allah beristirahat” (Kejadian 2:2) Qur’an masih tetap menyatakan bahwa bumi tercipta dalam enam hari.

Kaum Muslim yang berusaha untuk mensejajarkan Qur’an dengan ilmu pengetahuan moderen, menunjukkan bahwa Qur’an juga mengatakan bahwa sehari bagi Allah dan para malaikat adalah sama dengan 50,000 tahun (Qur’an 70:4). Dalam mengutip ayat ini, kaum Muslim berusaha menyampaikan bahwa dunia diselesaikan dalam 300,000 ( 6 x 50,000) tahun. Walaupun merupakan usaha yang bagus, pada kenyataannya tetap tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan moderen, yang menyebutkan bahwa butuh waktu beberapa milyar tahun bagi Bumi untuk mencapai tahap ini. Miliaran tahun berlalu sebelum adanya tanaman, hutan, maupun binatang-binatang.

Selanjutnya, pernyataan tersebut membukakan Qur’an kepada lebih banyak kritik. Ayat yang menyatakan tanpa bukti sehari sama dengan 50,000 tahun (Qur’an 70:4) menyebutkan:

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.”Ayat ini sebenarnya seperti mendiskusikan tentang kecepatan waktu tempuh bagi para malaikat. Kemungkinan mengatakan bahwa para malaikat dapat menempuh perjalanan dalam sehari, suatu kwantitas jarak yang bagi mahluk lainnya butuh 50,000 tahun untuk menyelesaikannya. Tujuan saya bukan untuk menawarkan tafsiran-tafsiran alternatif bagi kisah ini. Bagaimanapun, saya mendebat pernyataan bahwa ayat ini menyebutkan sehari setara dengan 50,000 tahun karena hal itu menyangkal bagian-bagian Qur’an lainnya!

Sehari tidak mungkin sebanding dengan 50,000 tahun karena menurut Qur’an, sehari sebanding dengan 1,000 tahun manusia (Qur’an 22:47 & 32:5). Selanjutnya, dengan menyatakan Allah butuh 300,000 tahun untuk menciptakan Bumi adalah mempermalukan Tuhannya Islam, karena saat ia menciptakan, ia berkata “Jadilah!” Lalu jadilah ia (Qur’an 2:117).

2 ] Qur’an tentang Embriologi
Di tahun 1982 Keith Moore, seorang profesor di Universitas Toronto, menghasilkan sebuah buku berjudul “The Developing Human, edisi ke 3”. Dalam buku ini Moore menyatakan keterkejutannya mengenai bagaimana perkembangan embrio dikisahkan dalam Qur’an. Moore akan melanjutkan membuat edisi bukunya yang keempat dan kelima, juga buku lainnya yang berjudul “Human Development as described in the Quran and Sunnah” (Perkembangan Manusia seperti yang dilukiskan dalam Quran dan Sunnah), yang mana semuanya itu disebut oleh banyak kaum Muslim dengan rasa bangga. Moore dan para kaum Muslim pendukungnya merujuk kepada ayat berikut ini:

“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani dalam tempat yang kokoh; Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah; lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging; dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging; kemudian Kami jadikan dia makhluk yang lain.” (Surah 23:13-14)

Tentu saja, sepintas, ini terlihat seperti suatu pernyataan yang luar biasa yang dihasilkan seorang “Arab dari padang pasir abad ke 7”. Namun, dengan penelitian yang lebih dekat, seseorang akan menyadari adanya penjelasan maupun kesalahan bagi ayat ini. Pertama kita harus bertanya apakah ini merupakan suatu teori yang asli, dan kedua kita harus bertanya apakah itu benar.

Banyak orang yang terkagum-kagum dengan disinggungnya sperma di dalam ayat ini. Tetapi ini tidaklah istimewa. Sejak permulaan jaman manusia telah sadar akan “benih” yang dikeluarkan oleh zakar saat persetubuhan. Alkitab, yang merupakan teks yang jauh lebih tua daripada Qur’an menyampaikan kisah tentang seorang lelaki yang dibunuh oleh Tuhan karena “membiarkan benihnya tumpah ke tanah.” (Kejadian 38:9-10).

Keseluruhan kajian mengenai kehidupan manusia sebagaimana yang disinggung dalam Qur’an sama sekali tidak asli. Sementara kaum Muslim berusaha menegaskan bahwa Muhammad membuat pernyataan-pernyataan ini sebelum para ilmuwan menemukannya, mereka keliru. Teori-teori mengenai pembentukan seorang anak di dalam rahim telah dikemukakan oleh Aristotles sekitar 1,000 tahun sebelum Qur’an ditulis. Kenyataannya Aristotles dengan tepat melukiskan fungsi dari tali pusar, sesuatu yang tidak disebutkan dalam Qur’an, menunjukkan bahwa para filsuf yang telah ada sebelumnya sadar akan hal-hal serupa yang disebutkan Muhammad dan lainnya. Setiap bahasan mengenai perkembangan manusia dalam Qur’an serupa dengan teori-teori Romawi dan Yunani. Perhatikan ayat berikut yang membahas tentang sperma/air mani :

“Dia diciptakan setetes (sperma) yang terpancar — Yang keluar dari antara tulang punggung dan tulang rusuk.” (Surah 86:6-7)

Jelas ayat ini salah, dan jelas memiliki sumber pada teori-teori sebelumnya. Pertama-tama, bagi sperma/air mani untuk berasal dari antara punggung dan tulang rusuk sama saja berarti berasal dari ginjal! Kita tahu bahwa sperma diproduksi dalam buah pelir, namun orang-orang di jaman Muhammad tidak mengetahui hal ini. Sebelas abad sebelum Muhammad, Hipokrates dokter berkebangsaan Yunani merumuskan bahwa sperma mengalir melewati ginjal kedalam zakar. Selama berabad-abad ini adalah keyakinan yang diterima (dan keliru) mengenai asal muasal sperma.

Ada beberapa yang menyatakan Muhammad

tidak memiliki hubungan dengan orang-orang Yunani maupun Romawi. Arab di jaman sebelum Islam jelas memiliki hubungan dengan Byzantium, Siria (Syam), Mesir, Persia, dan Babilonia. Ada banyak orang Yahudi dan Kristen yang tinggal di daerah itu, dan mereka akrab dengan filosofi Yunani ataupun Romawi. Orang-orang Kristen berhubungan dengan Roma. Orang-orang Yahudi berhubungan dengan Babilonia dan Persia. Sangat mudah untuk melihat bagaimana teori-teori serupa mengenai perkembangan embrio sampai kepada telinga Muhammad.

Akhirnya, kembali kepada ayat yang berbicara mengenai perkembangan anak sebelum dilahirkan, saya akan berkata mereka juga keliru. Qur’an mengatakan bahwa gumpalan darah kemudian menjadi tulang dan kemudian Tuhan “membungkus tulang dengan daging” (Surah 23:13-14). Adalah suatu fakta ilmiah bahwa jaringan terbentuk lebih dulu, dan tulang tumbuh sesaat kemudian, dan terus bertambah kuat (dengan membangun kalsium) bertahun-tahun setelah kelahiran. Oleh sebab itu, ini sudah jelas adalah satu dari banyak ketidakcermatan ilmiah dalam al-Qur’an.

Ketidakmasukakalan Ilmu Pengetahuan dalam Qur’an dan Hadis

Untuk percaya kepada Qur’an adalah untuk tidak berpikir secara rasionil. Ada banyak kisah dan kesalahan-kesalahan ilmiah dalam teks Qur’an, dan Hadis. Kaum Muslim menerima berbagai kemustahilan ilmu pengetahuan dengan ketaatan yang buta. Dunia telah berkembang secara keseluruhan, dan telah melepaskan banyak ketakutan-ketakutan dan takhyul-takhyul yang dimiliki oleh peradaban primitif dari masa lampau. Sayangnya, karena teks Qur’an dita’zimkan, orang-orang tidak mempertanyakan berbagai konsep-konsep takhyul yang seharusnya dapat diatasi kaum Muslim sejak dahulu.

Untuk memulai, saya akan memberikan contoh tentang suatu dongeng yang berasal dari kebudayaan Hindu. Berdasarkan tradisi Hindu, dewa Siwa meninggalkan isterinya sendirian di rumah untuk waktu yang lama. Suatu hari isterinya mengambil kulit dari tubuhnya sendiri, dan menggunakannya untuk membuat seorang anak. Anak itu digunakan untuk melindungi dia, dan juga rumah. Ketika Siwa pulang, anak itu menolak untuk membiarkannya masuk ke rumah. Tanpa keraguan Siwa menarik pedangnya dan memenggal anak itu. Isteri Siwa sangat marah, dan untuk memperbaiki apa yang telah ia perbuat, Siwa pergi dan memenggal kepala seekor gajah, dan meletakkannya pada tubuh anak itu. Inilah sebabnya mengapa dewa Hindu Ganesha memiliki tubuh manusia, namun berkepala gajah.

Sekarang setelah saya sampaikan kisah ini, akankah seorang Muslim mempercayainya? Tentu saja tidak. Ini adalah kisah yang tak masuk akal. Tak ada gunanya mendebat permasalahan ini, sudah jelas bahwa ini tidak benar. Ini adalah kisah yang diciptakan oleh suatu kebudayaan primitif. Jika mudah untuk mencermati bahwa ini adalah suatu dongeng, mengapa begitu sulit bagi kaum Muslim untuk melihat dongeng-dongeng di dalam teks mereka sendiri? Saya sekarang akan memberikan penjelasan singkat mengenai sebagian dari kesalahan-kesalahan ilmu pengetahuan dalam Qur’an.

3 ] Cerita Pertuturan Sempurna Hazrat Isa Almasih semasa Baginda Seorang Bayi

Qur’an memberitahukan kita bahwa ‘Isa Al-Masih sebagai seorang anak dapat berbicara dengan kalimat-kalimat yang utuh di umur yang baru sehari (Surah 19:29-33)! Padahal cerita ini langsung tidak dapat didalam Kitab Suci Injil. Sementara kaum Muslim dan Kristen memperdebatkan pengetahuan ilmiah yang tertulis dalam halaman-halaman Qur’an, seorang pemikir yang berakal sehat dapat melihat dengan jelas bahwa gagasan seorang bayi yang berbicara adalah menggelikan. Sebenarnya, ini adalah suatu kisah (mitos) yang diangkat oleh Muhammad, dan disisipkan kedalam teks Qur’an.

Untuk kemustahilan-kemustahilan ilmu pengetahuan selanjutnya lihat Hadis berikut ini:

4 ] Batu dan Pohon yang Bercakap-cakap

Sahih Muslim, Kitab 40, Nomer 6985:
Dikisahkan oleh Abu Hurayrah:

Rasul Allah (saw) berkata: Saat terakhir tak akan datang kecuali bila kaum Muslim bertempur melawan Yahudi dan kaum Muslim akan membunuh mereka hingga bangsa Yahudi akan menyembunyikan diri mereka di balik sebuah batu atau sebatang pohon dan sebuah batu atau sebatang pohon akan berkata: “Muslim, atau pelayan Allah, ada seorang Yahudi dibalikku; datang dan bunuh dia”; tetapi pohon Gharqad tak akan berkata-kata, karena itu adalah pohonnya bangsa Yahudi.

Orang yang berakal sehat dapat dengan cepat menyadari kekonyolan dasar dari Hadis ini. Ada kesalahan secara ilmiah di banyak tingkatan. Pertama, gagasan tentang bebatuan dan pepohonan yang berbicara adalah dari dunia cerita dongeng. Bagi batu maupun pohon untuk berbicara, perlu otak, paru-paru, tali suara yang tepat, dan pemahaman mengenai bahasa yang dipergunakan. Yang sama mengganggunya adalah pernyataan bahwa satu dari pepohonan ini, pohon Gharqad, akan berpihak pada orang-orang Yahudi.

5 ] Awan yang Berbicara

Bila pemikiran tentang pepohonan dan bebatuan yang berbicara belum cukup, Qur’an mengatakan tentang awan yang dapat berbicara. Allah berkata kepada awan “datanglah dengan suka hati atau terpaksa” dan mereka menjawab “kami datang dengan suka hati” (Surah 41:11). Kebanyakan pembaca melewati begitu saja ayat ini, namun banyak pertanyaan timbul saat menganalisanya. Pada batasan apa uap air memiliki kesadaran? Adakah air merupakan molekul yang hidup? Dengan dua tom hidrogen, dan satu oksigen, dimanakah otak maupun mulut yang dibutuhkan untuk berbicara?

Kisah-kisah mengenai benda-benda mati (bebatuan, dsb) yang bertindak sebagaimana mahluk-mahluk hidup juga ditemukan dalam Qur’an. Ada kisah-kisah tentang pegunungan yang memiliki rasa takut (surah 33:72). Ketakutan adalah suatu emosi yang disebabkan oleh reaksi-reaksi kimiawi dalam otak. Apakah pegunungan, yang menghasilkan batu dan debu, yang punya otak dengan reaksi-reaksi kimiawi tersebut nyata?

6 ] Matahari Terbenam ke dalam Air Berlumpur di Bumi.

Satu kesalahan pokok secara ilmiah dalam Qur’an dapat dilihat di ayat-ayat berikut ini:

“Dan ia menelusuri jalan; Hingga, ketika dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di mata air berlumpur, dan mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: Hai Zulkarnain! Kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.” (surah 18:85-86)

Ini adalah satu kesalahan besar ilmu pengetahuan yang utama dalam Qur’an. Seseorang berjalan hingga ia mencapai tempat bersinarnya matahari, dan menyaksikannya bersinar di sebuah mata air berlumpur. Ilmu pengetahuan moderen telah mengajarkan kita bahwa bumi berputar mengelilingi matahari. Ayat di atas yang dikutip dari Qur’an sepertinya menyatakan bahwa mataharilah yang bergerak, sekaligus terletak di bumi! Bila matahari menyentuh permukaan bumi, semua akan terbakar, dan semua kehidupan akan mati.

7 ] Jin Sebagai Pengantara Berita dari Syurga

Keanehan lainnya adalah mahluk khayalan yang dalam Islam disebut sebagai Jin. Ada orang-orang Muslim yang percaya bahwa Jin saling berdiri di atas bahu sesama mereka hingga menuju surga, dan menyimak apa yang sedang dipercakapkan. Ada Hadis yang dikisahkan oleh Aisha (Sahih Bukhari Jilid 9, Kitab 93, Nomor 650) yang mengatakan para tukang ramal dan cenayang menerima sebagian informasi mereka dari Jin yang secara sembunyi-sembunyi mendapatkan info ini dengan menyimak percakapan di surga. Qur’an mengatakan bahwa bintang-bintang diciptakan untuk membela surga dari para pencuri dengar (Qur’an 37:6-8), sekaligus juga mengatakan bahwa bintang-bintang tersebut dipergunakan sebagai senjata (proyektil) untuk mengusir mereka (Qur’an 67:5).

Pertama-tama, jika Jin dapat mencapai surga dengan saling berdiri di bahu sesama mereka, berarti surga ada dalam jarak tertentu dari bumi. Jika ini benar, maka pada akhirnya kita akan dapat terbang ke surga dengan pesawat angkasa, atau melihatnya dengan teleskop. Yang lebih buruk dalam teori ini adalah gagasan bahwa bintang-bintang digunakan untuk melempari Jin. Bintang-bintang pada dasarnya adalah benda yang tak bergerak, tapi orang dapat
memaklumi bagaimana orang-orang Arab pada abad ke 7 mungkin terpesona oleh pemandangan langit. Kisah ini seakan menyalahartikan meteor (bintang jatuh) dengan bintang. Pengarang Qur’an dan Hadis mungkin mengira bintang dan “bintang jatuh” adalah sama, pada kenyataannya mereka berbeda.

8 ] Manusia Dapat Memahami Bahasa-bahasa Serangga dan Hewan

Menurut Qur’an ada manusia yang dapat memahami percakapan para binatang (Qur’an 27:18-19). Sementara para ahli ilmu hewan telah menyusun cara-cara berkomunikasi dengan monyet dan simpanse, belum ada manusia yang dapat memahami “bahasa” dari spesies yang berbeda dengan kita. Kemampuan untuk berbicara seperti manusia terbentuk oleh otak yang telah berkembang dengan pola-pola pikir yang kompleks, sesuatu yang tidak dimiliki oleh kebanyakan binatang. Sebab itu, menganggap bahwa manusia dapat memahami bahasa binatang adalah menggelikan.

Apa yang lebih buruk adalah ayat-ayat yang menyebutkan bahwa orang ini mendengar percakapan para semut! Adalah fakta ilmu pengetahuan bahwa semut tidak memiliki pola kemampuan berbicara. Mereka berkomunikasi lewat secara kimiawi, dan semacam aroma. Dengan kata lain mereka berkomunikasi lewat penciuman, bukan suara! Kesalahan besar ini dapat dipahami, karena orang awam Arab dalam abad ke tujuh tidak akan mengetahui ini. Bagaimanapun kurangnya pengetahuan tentang dunia hewan membuktikan kemanusiaan sebagai sumber teks Kitab itu, dan memustahilkan teori-teori tentang Quran yang berasal dari Tuhan.

9 ] Bulan dan Bintang – Lampu-lampu ?

Qur’an menyebutkan bahwa Allah menciptakan langit berlapis-lapis. Dia menciptakan tujuh langit, dan menghiasi langit yang terendah dengan lampu-lampu (Surah 67:3-5) dan memperindahnya dengan kecantikan bintang-bintang (Surah 37:6). Qur’an juga mengatakan bahwa bulan ada di dalam ketujuh langit ini (Surah 71:15-16). Jika bintang-bintang (lampu-lampu) berada di langit yang terendah, mereka dapat lebih dekat ke bumi dari pada bulan, atau sekurang-kurangnya memiliki jarak yang sama terhadap bumi sebagaimana bulan. Kedua-duanya secara ilmiah tidak benar. Adalah suatu kenyataan yang sudah diketahui bahwa bintang-bintang berada lebih jauh lagi daripada bulan.

10 ] Hewan Seperti Monyet Islam Harus direjam Seperti Manusia

Hadis berikut ini berbicara tentang para monyet yang adalah Muslim:

Sahih Bukhari Jilid 5, Kitab 58, Nomor 188:
Disampaikan oleh ‘Amr bin Maimun:

“Saat jaman jahiliyah sebelum Islam saya menyaksikan seekor monyet betina dikelilingi oleh sejumlah monyet. Mereka semua melemparinya dengan batu, karena monyet betina itu telah melakukan perzinahan. Saya pun, ikut melempari batu bersama mereka.”

Ini adalah peraturan dalam Islam bahwa wanita yang melakukan perzinahan akan dilempari batu. Menurut Hadis Sahih Bukhari di atas para monyet juga dikenai hukum ini. Hukum-hukum syariah apa lagi yang diikuti oleh para monyet? Apakah mereka juga diwajibkan untuk melakukan ziarah ke Mekah? Apakah mereka diwajibkan membaca Qur’an? Apa yang merupakan perzinahan dalam dunia monyet? Ini hanyalah dongeng semata. Mirip dengan cerita yang terdapat dalam Ramayana, suatu syair kepahlawanan Hindu kuno, yang berkisah tentang monyet Hanuman, dan bangsanya, bertarung untuk menguasai kerajaan monyet.

11 ] Kuasa Kaum Wanita dan Anjing Untuk Membatalkan Solat

Ada suatu Hadis (Sahih Bukhari Jilid 1, Kitab 9, Nomor 490) yang mengatakan bahwa jika seorang wanita dan seekor anjing lewat di depanmu saat engkau sembahyang, doa itu tak akan sampai ke surga. Sementara terdapat pengertian yang tidak sehat, sempit dan chauvinis disini, saya tertarik untuk perhatikan pada aspek ilmiahnya, yang cukup lucu.
Ada apa dengan wanita dan anjing yang membatalkan doa? Adakah orang yang bersholat terpengaruh oleh sejenis gelombang sonik yang dihasilkan oleh wanita dan anjing? Jelas tidak ada penjelasan ilmiah terhadap hadis yang tak masuk akal lagi karut ini. Tak seorangpun perlu terkejut akan hal ini, sebagaimana banyak Hadis yang mengatakan bahwa para anjing adalah jahat, dan harus dibunuh. Sahih Bukhari Jilid 4, Kitab 54, Nomor 540 menyebutkan secara jelas: “Nabi Allah memerintahkan bahwa anjing-anjing harus dibunuh.”

12 ] Perintah-perintah yang Tidak Seimbang Bagi Hewan-hewan

Tentu saja ketika sampai kepada pembunuhan binatang, berlaku hukum-hukum berbeda bagi jenis-jenis yang berbeda. Anjing dibunuh seketika, tetapi ular mendapatkan pertama kali peringatan secara lisan jika datang ke rumahmu. Jika ular datang untuk kedua kalinya, bunuh ia (Sunan Abu Dawud Kitab 41, Nomor 5240). Hal yang menarik berkenaan dengan Hadis itu adalah kenyataan bahwa ular tidak dapat mendengar. Adalah cukup buruk menganggap bahwa binatang apapun akan memahami peringatan lisan kamu, tetapi menganggap dan mengajar bahwa seekor binatang yang tuli akan mengerti kamu adalah sangat menggelikan. Sama saja dengan menulis pesan kepada seekor kelelawar, dan meninggalkannya di pintumu sehingga si kelelawar mungkin membacanya kemudian!

13 ] Air adalah Murni dan Tidak Dapat Dicemari

Hadis berikut ini menunjukkan amalan-amalan kebersihan dan kesehatan yang buruk dari Muhammad dan para pengikutnya:

Sunan Abu Dawud Kitab 1, Nomor 0067:
Dikisahkan Abu Sa’id al-Khudri:

“Saya mendengar bahwa orang menanyai Nabi Allah (saw): Air diambilkan untukmu dari sumur Buda’ah. Itu adalah suatu sumur dimana mayat anjing, pembalut wanita dan kotoran manusia dibuang. Nabi Allah (saw) menjawab: Sesungguhnya air adalah murni dan tidak tercemar oleh apapun.”

Persoalan di sini bukan kesehatan, namun lebih kepada kurangnya pemahaman ilmiah tentang bakteri, virus, dan kuman yang dapat hidup dalam air. Kotoran tubuh adalah penyebab umum air menjadi tercemar Escherichia coli (E. coli), bakteri yang biasanya terdapat dalam usus besar yang mematikan bagi manusia bila termakan. Air yang tercemar mayat anjing ataupun cairan haid dapat menjadi sama bahayanya.

Kesimpulan

Kaum Muslim menyebutkan mujizat-mujizat ilmiah yang dinyatakan tanpa bukti di dalam Qur’an dan Hadis untuk mencoba dan membuktikan dasar keilahian keyakinan mereka. Dalam kajian singkat mengenai ilmu pengetahuan Islam ini, pernyataan-pernyataan ini telah ditolak. Jelas tak ada kekuatan gaib yang memberikan Muhammad ‘informasi ilmiah sains’ ini. Sebanyak tigabelas kekeliruan dan kesilapan-kesilapan serta perselisihan sudah terhurai di atas. Sementara kaum Muslim mendebat bahwa pengetahuan ilmiah yang sudah maju dalam Qur’an itu adalah merupakan tanda dari keilahian asal mereka, tokoh-tokoh dan pemikir yang rasionil menunjukkan bahwa kekeliruan-kekeliruan ilmiah yang banyak dan nyata serta perselisihan dalam Qu’ran itu menunjukkan kepada asalnya yang sesungguhnya dari tangan dan kata-kata manusiawi.

[Sebagian Rencana ini diterjemahkan dari karya seorang bekas Muslim, Denis Giron, dengan kebenarannya.]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This blog is kept spam free by WP-SpamFree.