Teknik bercerita

Teknik Bercerita yang Baik

Keterampilan mendongeng merupakan bentuk keterampilan berbicara. Oleh karena itu, seorang pendongeng dituntut memiliki perbendaharaan kata yang banyak sehingga dapat memilih kata yang tepat sesuai khalayak pendengarnya. Diksi (pilihan kata) untuk konsumsi anak balita tentu berbeda dengan diksi untuk anak-anak usia SD dan SMP. Seseorang yang suka menceritakan cerita kepada orang lain disebut pendongeng (story teller). Pernahkah kamu mendengar istilah tersebut? Untuk dapat menjadi seorang pencerita yang baik, hendaknya memerhatikan beberapa teknik dalam bercerita.

Apa saja teknik-teknik tersebut? Berikut akan dibahas satu per satu.
a. Menggunakan kata-kata yang komunikatif (tidak kaku). Jika mungkin, menggunakan kata-kata baku yang sedang trend agar tercipta hubungan yang dekat dengan pendengar.
b. Mengucapkan huruf, kata, dan kalimat dengan lafal yang tepat agar pendengar lebih mudah memahami isi cerita.
c. Memerhatikan intonasi kalimat. Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat yang berfungsi membentuk makna kalimat. Dengan intonasi yang tepat, pendengar dapat membedakan pengucapan kalimat untuk nada sedih, marah, gembira, dan sebagainya.
d. Mengucapkan kalimat dengan jeda yang tepat. Jeda adalah perhentian lagu kalimat. Jeda berfungsi untuk menandai batas-batas satuan kalimat.
e. Memerhatikan nada, yaitu tekanan tinggi rendahnya pengucapan suatu kata. Dalam hal ini, intonasi berfungsi untuk memberi tekanan khusus pada kata-kata tertentu. Tinggi-rendahnya nada dapat membedakan bagian kalimat yang satu dengan bagian kalimat lain yang tidak penting.
f. Penerapan gesture dan mimik yang tepat. Gesture adalah peniruan dengan gerak-gerik anggota badan, sedangkan mimik dalam peniruan gerakan raut muka. Penguasaan gesture dan mimik dapat dilakukan dengan meniru gerakan orang tertawa, menangis, melompat, menyumpit, berteriak, dan sebagainya.

Setelah memahami teknik-teknik bercerita, kamu dapat menggunakan cerita rakyat dari Kalimantan yang berjudul Anggrek Hitam untuk Domia pada halaman depan untuk latihan bercerita. Sebelumnya, perhatikan tandatanda intonasi dan jeda pada pengucapan sebuah kalimat berikut.
a. Tanda / untuk intonasi tinggi.
b. Tanda \ untuk intonasi rendah.
c. Tanda | untuk jeda sebagai tanda henti sementara.
d. Tanda // untuk jeda akhir

Latihan
Anggrek Hitam untuk Domia
(Diceritakan oleh R. Masri Sareb Putra)
Gong dari rumah panjang menggelegar bertalu-talu. Penduduk kampong Tebelianmangkang sudah tahu. Jika gong ditabuh, berarti ada keadaan genting. Mereka pun bergegas mendatangi rumah itu. Rupanya, seorang wanita bernama Darahitam akan melahirkan bayi. Namun, bayinya tak juga mau keluar. Darahitam sangat khawatir. Sebelumnya, sudah dua kali bayinya meninggal. Sambil kesakitan, ia berdoa dan bernazar.
“Jubata, tolonglah agar anakku lahir dengan selamat. Lelaki atau
perempuan, anak ini akan kupersembahkan menjadi pelayanmu!”
Jubata adalah dewa tertinggi suku Dayak. Jubata adalah perantara antara manusia dan Tuhan. Darahitam yakin, Jubata akan menolongnya. Dan ….
“Hoa, hoa, hoa…,” suara tangis bayi memecah keheningan.
Seluruh penduduk desa menyambut gembira. “Ia lahir dengan selamat!
Bayi yang cantik! Kulitnya bersih. Hidungnya mancung. Alisnya tebal. Bulu matanya lentik,” seru para wanita. Karena sangat cantik, bayi perempuan itu dinamakan Domia. Dalam bahasa Dayak, domia berarti dewi.
Seperti ramalan banyak orang, Domia tumbuh menjadi gadis jelita. Banyak pria yang melamarnya. Namun, Domia menolak sebab ia terikat nazar ibunya pada Jubata. Domia ditakdirkan menjadi pelayan Tuhan atau imam wanita. Seorang imam tak boleh menikah. Tak seorang pun bisa membatalkan nazarnya, kecuali Jubata sendiri yang mencabutnya. Meskipun demikian, Domia jatuh cinta kepada pemuda bernama Ikot Rinding. Pemuda itu pun mencintai Domia. Namun, Ikot Rinding heran karena Domia tak mau menikah dengannya.
Suatu hari yang panas, pergilah Ikot Rinding memancing. Karena tak ada seekor ikan pun yang didapatnya, ia pun pergi ke hulu sungai. Di tengah jalan, Ikot Rinding terhenti. Ia melihat Domia sedang mencuci pakaian. Pemuda itu langsung menghampiri gadis pujaan hatinya.
“Domia, mengapa kau tak mau menjadi istriku?” tanya Ikot Rinding.
Mendengar pertanyaan itu, Domia terkejut. Gadis cantik itu akhirnya
berterus terang. Ia bercerita tentang nazar ibunya pada Jubata ketika melahirkannya. Betapa sedih hati Ikot Rinding mendengar cerita itu. Ia tahu, nazar pada Jubata hanya bisa dibatalkan oleh Jubata sendiri, tetapi … ke mana ia harus mencari Jubata?
Demi cintanya pada Domia, Ikot Rinding pun mengembara. Setelah enam hari mengembara, sampailah ia di Bukit Sungkung. Ikot Rinding beristirahat dan tertidur pulas di bawah pohon rindang. Begitu bangun, hari sudah pagi, berarti ini hari ketujuh pengembaraannya mencari Jubata.
Ketika akan melangkah pergi, Ikot Rinding terkejut. Ia melihat sebuah sumpit tergeletak di tanah.
Ikot Rinding segera memungutnya dan meneruskan pengembaraannya. Ketika melintasi sebongkah batu, ia tiba-tiba teringat pada nasihat ibunya, “Jangan sekali-kali mengambil barang orang lain tanpa izin. Seketika Ikot Rinding berbalik dan meletakkan sumpit itu ke tempat semula.
Ikot pun meneruskan perjalanannya mencari Jubata. Badannya lelah. Ia merasa lapar dan dahaga. Akan tetapi, begitu ingat Domia, ia bersemangat kembali. Tiba-tiba terdengar suara desisan. Sekelebat melintas seekor ular tedung. Ia terhenti di depan Ikot Rinding. Lidahnya kecil panjang bercabang. Badannya yang tadi melingkar, ditegakkan. Ikot Rinding sadar, ia harus waspada. Tangan kanannya kini meraih ranting. Diputar-putar ranting itu, dengan cepat tangan kirinya menyambar si ular tedung. Ular itu rupanya terpedaya oleh gerak tipunya. Dilemparkannya ular tedung itu ke tepi jurang.
Usai peristiwa itu, terdengar langkah kaki. Rupanya ada orang yang menonton perkelahian Ikot Rinding melawan ular tedung. Semula Ikot Rinding curiga. Namun, wajahpemuda itu tampak ramah.
“Aku Salampandai, putra bungsu raja hutan di sini,” ujarnya. Salampandai bercerita sudah dua hari ini ia berburu. Namun, tak berhasil menangkap apa pun. Ini gara-gara senjatanya hilang. Ia juga bercerita bahwa ayahnya menyuruhnya berlatih menyumpit.
Sekarang Ikot Rinding tahu siapa pemilik sumpit yang ditemukannya tadi. Ia mengajak Salampandai ke tempat sumpit itu. Benda itu masih ada di sana. Karena gembira, Salampandai mengundang Ikot Rinding bermalam di rumahnya. Ia ingin mengenalkan sahabat barunya kepada keluarganya. Bahkan, ia pun ingin menjadikan Ikot Rinding saudara angkatnya, walau ia sudah mempunyai enam orang kakak.
Sejak saat itu, Ikot Rinding diizinkan tinggal di istana. Raja dan ratu
sangat menyayanginya seperti anak kandung sendiri. Salampandai dan Ikot Rinding pun selalu bersama ke mana pun mereka pergi. Suatu hari raja berpesan kepada Ikot Rinding dan keenam putranya saat mereka akan pergi berburu,
“Jaga si bungsu baik-baik!” Ikot Rinding pun mengangguk, tetapi
keenam saudara kandung Salampandai tak menjawab.
Mereka tak menyukai Ikot Rinding. Mereka merasa ratu dan raja hanya memerhatikan si Bungsu dan Ikot Rinding. Mereka lalu membuat rencana mencelakakan salah satu dari Ikot Rinding atau si Bungsu. Mereka mengajak si Bungsu dan Ikot Rindang ke hutan Setibanya di hutan, mereka harus berpencar.
Salampandai mendapat tempat yang jauh agak mendaki dan Ikot Rinding ke tempat yang menurun. Keenam kakak Salampandai sengaja memisahkan mereka berdua. Namun, ketika keenam orang itu sudah pergi, diam-diam Ikot Rinding membuntuti Salampandai. Ia tahu keenam orang itu sengaja menyuruh Salampandai ke tempat yang berbahaya.
“Berhenti! Jangan lewat gua itu!” teriak Ikot Rinding pada si Bungsu.
Ikot Rinding tahu, di gua itu hidup sekawanan kalong. Gigi dan cakar hewanhewan itu sangat tajam.
“Salampandai, tiarap!” teriak Ikot Rinding saat melihat gumpalan hitam keluar dari mulut gua. Akan tetapi, terlambat. Si Bungsu kini dalam kepungan kelelawar. Dengan tangkas, Ikot Rinding mecabut mandau. Ia menebas ke segala arah. Satu per satu binatang gua itu dikalahkannya. Kini tinggal raja kelelawar yang bertubuh besar. Kali ini Ikot Rinding menggunakan sumpitnya. “Fuuhhhh!” Hanya sekali tiupan, robohlah si raja kelelawar. Si Bungsu pun selamat.
Keduanya lalu pulang. Salampandai menceritakan peristiwa pada ayahnya. Raja sangat takjub mendengarkan cerita ketangkasan Ikot Rinding. ia sangat bahagia karena putra kesayangannya selamat.
“Mintalah apa saja yang kau inginkan,” ujarnya kepada Ikot Rinding.
“Hari ini juga akan segera kupenuhi.” Pada saat itu Ikot Rinding baru sadar. Ayah Salampandai ternyata adalah Jubata itu sendiri. Inilah saat yang diimpikannya. Meski agak ragu, Ikot Rinding pun berkata,
“Aku memohon bukan untuk diriku, tetapi untuk orang lain. Sudilah kiranya Raja membebaskan Domia dari nazar ibunya, Darahitam.”
Jubata ingat. Tujuh belas tahun yang lalu, seorang ibu bernama Darahitam kesulitan bersalin. Karena putus asa, Darahitam bernazar dan kini Ikot Rinding meminta agar nazar itu dilepaskannya. Jubata yang bijaksana mengerti. Berbuat baik jauh lebih penting daripada memegang keteguhan sebuah sumpah.
“Permohonanmu kukabulkan,” ujarnya.
“Apakah tandanya?” tanya Ikot Rinding. Melihat keraguan putra angkatnya, Raja masuk ke kamarnya. Begitu
keluar, tangannya memegang setangkai anggrek hitam, yang hanya tumbuh di halaman istana Jubata.
“Inilah tandanya,” sabda Jubata. Anggrek itu lalu diserahkannya kepada Ikot Rinding.
“Begitu Domia menerima sendiri dari uluran tanganmu, bunga ini segera berubah warna. Itulah pertanda bahwa nazar ibunya telah kulepaskan.”
Usai menerima anggrek hitam itu, Ikot Rinding bergegas meninggalkan istana. Ia telah sangat rindu pada Domia. Perjalanan panjang ditempuhnya tanpa rasa lelah. Tak terasa, tibalah ia di kampung Tebelianmangkang. Anggrek hitam diserahkannya kepada Domia. Tanpa banyak bicara, Domia menurut ketika diminta memejamkan matanya. Ketika membuka kelopak matanya, dia melihat anggrek hitam telah berubah warna jadi putih bersih. Indah berseri bagai anggrek bulan. Domia terlepas dari nazar ibunya. Akhirnya, Ikot Rinding dan Domia hidup bahagia sampai mereka tua.

Latihan
Kegiatan yang dapat kamu lakukan adalah sebagai berikut.
a. Membuat catatan ringkasan cerita yang telah kamu baca tersebut, yang meliputi judul, nama tokoh, watak tokoh, tema, alur, latar, unsur-unsur lainnya.
b. Memberi tanda jeda dan intonasi pada ringkasan cerita yang kamu buat.
c. Perhatikan lafal, intonasi, jeda, gesture, dan mimik pada saat bercerita
agar pendengar mudah menangkap isi cerita yang kamu sampaikan.
d. Lakukan bercerita di depan kelas secara bergantian dengan temanmu.

Membaca Cepat dan Menyimpulkan Isi Bacaan
Kecepatan membaca terkait erat dengan pemahaman terhadap bacaan. Seseorang yang dapat menyelesaikan bacaan dalam waktu yang cepat, tetapi sedikit sekali yang dapat dipahami dari bacaan
itu, maka ia tidak dapat dikategorikan sebagai pembaca cepat. Demikian juga seseorang yang dapat memahami bacaan dengan baik, tetapi kecepatan membacanya sangat lambat, juga tidak dapat dikategorikan sebagai pembaca cepat.
Nah, apakah kamu termasuk pembaca cepat? Untuk mengetahui jawabannya, cobalah kamu ikuti serangkaian kegiatan berikut: (1) mengidentifikasi manfaat membaca cepat, (2) membaca sambil
menghitung waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan bacaan, (3) menjawab pertanyaan terkait dengan isi bacaan, (4) mengukur kecepatan membaca, (5) membuat simpulan isi bacaan, dan (6)
berlatih meningkatkan kemampuan membaca, (7) mencatat perkembangan kemampuan membaca, dan (8) mengidentifikasi kata dasar dan imbuhan.
Latihan
ORANG-ORANG BUTA DAN SEEKOR GAJAH

Suatu ketika, Budha menceritakan sebuah ceritera tentang orang-orang buta dan seekor gajah. Budha tak mengerti mengapa banyak ajaran waktu itu, contohnya ajaran keagamaan, saling mempersoalkan kebenaran dan masing-masing menyatakan hanya ajarannya sendiri yang paling benar, sementara ajaran agama lain salah. Setelah Budha wafat, ceritera ini tersebar tidak hanya di India saja, tetapi juga di negara dan budaya lain, ceritera ini dikenal dan diceritakan.
Sampai saat ini, cerita ini masih menjadi bacaan wajib dalam buku-buku pelajaran di sekolah
Suatu ketika, seorang raja di India utara memerintahkan pegawai-pegawainya untuk mengumpulkan orang-orang yang buta sejak lahir ke istana kota raja. Sang raja juga memerintahkan pegawainya untuk membawa seekor gajah ke istana. Orang-orang buta ini sepanjang hidupnya belum pernah sama sekali mengerti apa itu gajah. Mereka tidak tahu seperti apakah gajah itu. Sekarang, sang raja memerintahkan mereka untuk menyentuhnya. Mereka hanya diperbolehkan menyentuh bagian-bagian tertentu saja, bukan gajah secara keseluruhan.
Setelah beberapa waktu menunggu, mereka dipersilahkan mengatakan, bagaimana dan apa itu gajah.
Seorang buta yang telah meraba bagian kakinya membandingkan gajah dengan gelondong kayu. Seorang buta yang telah meraba perutnya membandingkannya dengan sebuah balon. Seorang buta yang telah meraba taringnya membandingkannya dengan sebatang kayu
yang bulat dan halus. Seorang buta yang telah meraba kepalanya membandingkannya dengan sebuah panci. Seorang buta yang telah meraba belalainya membandingkannya dengan selang air. Akhirnya seorang buta lain yang telah meraba bagian ekornya tidak mau ketinggalan. Ia membandingkan seekor gajah dengan tali tambang yang sudah rusak.Masing-masing dari mereka memiliki penjelasannya sendiri tentang seekor gajah.
Oleh karena gambaran mereka tentang gajah berbeda, mulailah mereka bertengkar. Masing-masing sangat yakin bahwa hanya penjelasannyalah yang paling benar dan kepunyaan yang lainnya salah. Akhirnya mereka saling berantem dan dengan demikian sang raja terhibur.
Siapakah yang salah dan siapakah yang benar? Adakah seorang dari mereka memiliki kebenaran? Yang pasti sang rajalah yang salah karena telah mempermainkan orang buta. Bagi orang-orang buta sejak lahir, sangatlah sulit mendeskripsikan gajah tanpa merabanya secara
utuh. Masing-masing dari mereka telah menggambarkan dengan tepat apa yang mereka rasakan. Mereka telah melakukannya dengan benar. Masing-masing mengatakan kebenaran. Tak seorang pun berbohong karena mereka hanya diperbolehkan meraba bagian-bagian tertentu saja.
Kesalahan dari masing-masing orang buta tersebut bukan soal kualitas dari penjelasannya, melainkan keyakinan dan pernyataan tentang gajah secara keseluruhan dan menganggap penjelasannyalah yang paling benar. Tak seorang pun memiliki gagasan bahwa masing-masing hanya menjelaskan satu bagian saja.cara keseluruhan
Kesalahan dari masing-masing orang buta tersebut bukan soal kualitas dari penjelasannya, melainkan keyakinan dan pernyataan tentang gajah secara keseluruhan dan menganggap penjelasannyalah yang paling benar. Tak seorang pun memiliki gagasan bahwa masing-masing hanya menjelaskan satu bagian saja.
Bayangkan seumpama satu di antara mereka seorang ilmuwan, maka ia akan mencari penyelesaian dengan gaya para ilmuwan, yaitu dengan metode persentase atau statistik. Ia akan segera mendata berapa banyak orang buta yang membandingkan dengan selang air, berapa persen yang membandingkannya dengan gelondongan kayu, dan seterusnya.
Akhirnya ia memperoleh hasil sebagai berikut: 40% membandingkannya dengan gelondongan kayu, 20% dengan batang kayu yang bulat dan halus, dan masing-masing 10% dari mereka yang membandingkannya dengan panci besar, sebuah balon, selang air dan tali tambang yang rusak. Sangat logis bukan? Seekor gajah memiliki 4 kaki besar seperti gelondong kayu (40%) dan 2 taring (20%), Sedangkan untuk kepala, belalai, perut dan ekor hanya 1 (10%). Sebagaimana para ilmuwan meyakini bahwa kemayoritasan memainkan peranan, cenderung yakin bahwa mayoritas adalah kebenaran, maka ia menyatakan bahwa seekor gajah itu seperti gelondongan kayu karena hamper setengah menyatakannya. Jadi di dalam kasus ini, mayoritas tidak otomatis sebuah kebenaran.
Oleh sebab itu, hanya ada satu pemecahan dari persoalan ini. Orang-orang buta yang hanya meraba bagian-bagian tertentu tersebut harus bekerja sama. Mereka harus bekerja seperti merangkai gambar dari sebuah gambar yang telah dipotong-potong. Lantas katakanlah, seekor gajah itu terdiri dari 4 gelondongan kayu, 2 batang kayu yang bulat dan halus, 1 balon, 1 panci, 1 selang air dan satu tali tambang buntut. Dengan demikian, mereka akan mampu memperolah gambaran tentang seekor gajah secara keseluruhan. Mereka harus menghentikan perselisihan dan bekerja sama. Mereka harus menyatukan gambaran masing-masing dengan gambaran yang didapat temannya. Mereka harus mau belajar dari yang lain. Masing-masing harus menerima dan memahami bahwa ada kebenaran dari penjelasan orang lain. Masing-masing harus mempertimbangkan bahwa mereka bukan satu-satunya
pemaham kebenaran.
Barangsiapa mau membagi pengetahuan dengan orang lain, ia tak akan sedikit pun kehilangan. Justru sebaliknya, jika pengetahuan dibagi, pengetahuannya tidak akan berkurang melainkan bertambah.
Kita manusia memang seperti dongeng orang-orang buta ini. Kita tetap buta, kita mirip mereka ini.
1) Kita hanya mengambil sebagian (secuil) dari keseluruhan sebuah kenyataan.
2) Kita hanya memahami sebagian (secuil) dari kekompleksan sebuah kenyataan.
3) Kita hanya memegang sebuah pengertian yang terbatas dari seluruh kenyataan.
4) Kita hanya ingin selalu melawan dan menentang apa yang berbeda dari kita.
5) Kita berjuang mati-matian mempertahankan pernyataan kita sebagai satu-satunya kebenaran.
6) Kita hanya ingin tampak pandai dengan perselisihan, bukan belajar.
7) Kita harus bertindak ini (menerima, mendengarkan, dan memahami apa yang dikatakan orang lain), jika kita ingin mengetahui lebih banyak
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara tepat tanpa harus melihat teks!
1. Cerita tentang Orang-orang Buta dan Seekor Gajah itu pada mulanya diceritakan oleh ….
A. Sang raja di India
B. Sang Budha
C. pegawai Istana
D. tersebar begitu saja dari mulut ke mulut

2. Cerita “Orang-orang Buta dan Seekor Gajah” itu pada mulanya diceritakan sebagai salah satu bentuk ….
A. ajaran Sang Budha
B. hiburan Raja
C. humor
D. lelucon dari mulut ke mulut

3. Tujuan utama Cerita Orang-orang Buta dan Seekor Gajah itu diciptakan adalah untuk menyadarkan kita agar ….
A. tidak main hakim sendiri
B. tidak saling berselisih mempersoalkan kebenaran ajarannya dan memandang ajaran lain salah
C. tidak suka mempermainkan binatang yang dianggap suci.
D. tidak mudah diadu domba oleh orang yang tidak bertanggung jawab

4. Pernyataan berikut manakah yang sesuai dengan teks tersebut?
A. Ilmuwan meyakini bahwa kemayoritasan memainkan peranan, sehingga
mayoritas cenderung sebagai sebuah kebenaran.
B. Kelima orang buta itu membandingkan seekor gajah dengan gelondongan kayu, batang kayu yang bulat dan halus, panci besar, dan sebuah balon.
C. Kita harus mengambil sebagian dari keseluruhan sebuah kenyataan.
D. Mayoritas bukanlah sebuah kebenaran.

5. Kesalahan apakah yang dibuat oleh orang-orang buta?
A. Soal kualitas dari penjelasannya yang tidak masuk akal.
B. Mereka saling memaksakan kehendaknya, seolah jawabannyalah yang paling benar.
C. Karena pada dasarnya, mereka sejak lahir tidak pernah melihat gajah.
D. Karena orang-orang buta itu tak memiliki pengetahuan yang baik.

6. Simpulan yang paling tepat dari isi bacaan tersebut adalah ….
A. tidak menganggap diri paling benar
B. orang harus belajar dari kelebihan orang lain
C. jika pengetahuan dibagi, pengetahuan tidak akan berkurang melainkan bertambah.
D. mayoritas adalah kebenaran

7. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk penjelasan dari orang-orang buta mengenai gajah?
A. Seorang buta yang telah meraba bagian kakinya membandingkan gajah dengan gelondong kayu
B. Seorang buta yang telah meraba perutnya membandingkannya dengan sebuah balon
C. Seorang buta yang telah meraba taringnya membandingkannya dengan sebatang kayu yang bulat dan halus
D. Seorang buta yang telah meraba belalainya membandingkannya dengan sebuah tali.
8. Kejadian dalam cerita tersebut dapat diidentikkan dengan perilaku kita, kecuali ….
A. hanya mengambil sebagian dari keseluruhan sebuah kenyataan
B. hanya memahami sebagian dari kekompleksan sebuah kenyataan
C. hanya memaegang sebuah pengertian yang terbatas dari seluruh kenyataan
D. hanya ingin selalu dihargai dan menghargai orang lain

9. Penulis cerita yang berjudul “Orang-orang Buta dan Seekor Gajah” adalah….
A. Sankt Augustin
B. Gendhotwukir
C. Walter Krahe
D. S.G Goodrich

10. Manakah pesan berikut ini yang sesuai dengan cerita Orang-orang Buta dan Seekor Gajah tersebut?
A. Barang siapa mau berusaha, pastilah ia akan mendapatkan jalan
B. Setiap manusia harus mau saling bekerja sama
C. Kemayoritasan merupakan suatu kebenaran
D. Perbedaan pendapat selalu menyebabkan pertikaian.

 

Bimbel Aqila Course adalah Bimbel yang di-Mitrakan meliputi Modul Bimbel, Software Administrasi, SOP dan Aplikasi Mobile Learning. Download Proposal Lengkap Klik Disini

Produk-produk Aqila Course meliputi :

 

PAKET SD DAN SMP STANDAR

Paket SD dan SMP Standar mendapatkan Fasilitas antara lain :

Modul Bimbel SD dan SMP

  • Modul Bimbel SD KTSP Kelas 1 s.d. 6 Mapel MAT, IPA, IPS, PKn, IND
  • Modul Bimbel SD K13 kelas 1,2,3,4,5,6
  • Skill count 12 jilid
  • English SKill 8 jilid
  • Paket UASBN SD
  • Modul Bimbel SMP KTSP Kelas 7,8,9 Mapel MAT, IPA, ING
  • Modul Bimbel SMP K13 kelas 7,8,9 Mapel MAT, IPA, ING
  • Paket UN SMP Mapel MAT, IPA, ING, IND
  • SOP (Manajemen Bimbel, Pengajian, Banner, Brosur, Blangko dll)
  • Untuk membangun Bimbel relatif sederhana misal ditengah perumahan atau di kota kecamatan.
  • Contoh modul download di http://contohmodul.aqilacourse.web.id/
  • Penjelasan melalui Video Klik Disini

Software Administrasi V.6

  • Berbasis web (PHP dan MySql basic Software) jadi saat menggunakan Software seperti halnya membuka sebuah website atau social media.
  • Berisi Menu Data Base siswa, Jadwal, absensi kehadiran, Uang Masuk, Uang Keluar dan SMS Server
  • Saat siswa Absen, software akan otomatis mengsms Siswa ke Nomor Orang Tua dan Siswa, begitu juga dengan pembayaran
  • SMS jadwal siswa dapat dilaksanakan dengan hanya mencentang nama siswa, sehingga pekerjaan dapat lebih cepat
  • Menggunakan Kartu Barcode untuk Absensi siswa dan tentor, dengan cara mencetak sendiri dengan printer biasa.
  • Sistem penggajian yang sudah diintegrasikan dengan software sehingga lebih cepat dan tepat.
  • Contoh Software administrasi v.6 dapat dilihat di http://contohadmin.aqilacourse.net/administrasi/
  • biaya Bulanan untuk mengirim SMS server ke siswa dan Orang Tua dibulatkan sebesar Rp 1.000,- per siswa per Bulan (terhitung 8 bulan dalam setahun)
  • Biaya Tahunan untuk Perpanjangan Domain dan Hosting Rp 500.000,- dibayarkan mulai Tahun kedua.
  • Penjelasan melalui Video klik link berikut Video 1, Video 2, Video 3,

Penawaran Harga Paket SD SMP Standar :

 

PAKET SD dan SMP DIGITAL

Paket SD dan SMP Digital (Mobile Learning)

  • Dalam Paket ini sudah termasuk Administrasi V.6
  • Menggunakan Aplikasi berbasis Android saat pembelajaran, maksudnya saat bimbingan berlangsung siswa belajar menggunakan HP dengan Aplikasi yang telah disediakan, dan Materinya telah disesuaikan dengan modul yang sudah ada.
  • Aplikasi Android dapat diaktifkan dengan Kode Voucher yang di SMS kan ke Siswa saat Absensi, sehingga siswa diluar Bimbel tidak dapat bermain dengan Aplikasi ini. Hal ini dapat menambah ketertarikan Konsumen untuk datang ke Bimbel Kita.
  • Modul Kelas 1 s.d. 6 Mapel MAT, IPA, IPS, PKn dan IND
  • Modul Kelas 7 s.d. 9 Mapel MAT, IPA, dan ING
  • Modul dibuat per Bab dari agar saat pergantian kurikulum lebih cepat beradaptasi
  • Aplikasi Android tersedia untuk Kelas 3, 4, 5, 6 untuk Mapel MAT, IPA dan IPS serta Paket UN Kelas 6 SD.
  • Aplikasi Android tersedia untuk Kelas 7, 8, 9 untuk Mapel MAT dan IPA serta Paket UN Kelas 9 Mapel MAT, IPA, ING.
  • Untuk Logo Bebas Proses Pembuatan Aplikasi membutuhkan waktu 30 s.d. 60 hari, karena Aplikasi harus dibuat ulang, tidak bisa di copy paste dan Jumlah Aplikasi yang relatif banyak lebih dari 160 Aplikasi.
  • Cocok untuk membangun Bimbel ditengah Kota Madya, Kota Propinsi dan Ibu Kota Jakarta.
  • Bimbel sudah mempunyai fasilitas free wifi unlimited seperti speedy atau sejenisnya.
  • Untuk Logo Bebas didaftarkan sebagai Developer Android.
  • Daftar Aplikasi Mobile Learning dapat dilihat di http://promo.appaqila.web.id/
  • Contoh modul download di http://contohmodul.aqilacourse.web.id/
  • Penjelasan melalui Video klik Link berikut Video 1, Video 2
  • Riset tentang penggunaan Mobile Learning dapat dilihat di http://aqilacourse.net/mobile-learning-aqila/

Harga Penawaran Paket SD SMP Digital

 

PAKET CABANG

Bagi Hasil Tempat Bimbingan,Tersedia untuk Kabupaten / Kota yang telah memiliki Kepala Cabang, Lihat daftar Kepala Cabang di http://mitraaqila.web.id/1.php

Paket Cabang Standar (Kabupaten)

  • Mempuyai Tempat (Rumah/Ruko) yang akan digunakan sebagai Cabang Bimbel.
  • Mendapatkan Kontrol Penuh dari Kepala Cabang, jadi Pemilik tempat berfungsi sebagai Investor Pasif.
  • Nama Bimbel disesuaikan dengan Nama Bimbel Kepala Cabang.
  • Calon cabang menanggung biaya Peralatan dan Fee Administrasi Cabang Baru.
  • Besarnya Bagi Hasil diambil dari Laba bersih sebesar 50% Pemilik Tempat dan 50% Kepala Cabang.

Estimasi Dana

  • Estimasi Dana Pendirian Cabang Rp 20.0000.000,-
  • Biaya pembangunan Cabang baru, sudah termasuk pembelian peralatan Bimbel, dikonsultasikan dengan Kepala Cabang
  • Daftar di http://mitraaqila.web.id/1.php

 

PAKET BELI PUTUS (MODUL WORD)

Paket Modul Bimbel SD Word Lite

Paket Modul Bimbel SMP Word Lite

  • Paket Modul SMP Mapel Matematika, IPA dan Bahasa Inggris lengkap dengan Paket Try Out Ujian Nasional
  • Modul dalam bentuk Mic. Word Jenjang SMP
  • Desain Modul per Bab sehingga mudah disesuaikan dengan perubahan kurikulum
  • Harga Rp 650.000,-
  • Contoh modul download di http://contohmodul.aqilacourse.web.id/
  • Klik disini untuk Pemesanan

Paket Modul Bimbel SD dan SMP Word Lite

  • Paket Modul SD Mapel Mat, IPA, IPS, PKn kelas 1 s.d. 6 lengkap dengan UN SD
  • Paket Modul SMP Mapel Matematika, IPA dan Bahasa Inggris lengkap dengan Paket Try Out Ujian Nasional
  • Modul dalam bentuk Mic. Word Jenjang SD dan SMP
  • Desain Modul per Bab sehingga mudah disesuaikan dengan perubahan kurikulum
  • Harga Rp 1.100.000,-
  • Contoh modul download di http://contohmodul.aqilacourse.web.id/
  • Klik disini untuk Pemesanan

Modul Bimbel SD Premium PDF (Tanpa Logo)

Modul Bimbel SMP Premium PDF (Tanpa Logo)

Paket Modul Bimbel SD Word Premium

  • Bagi Anda yang mempunyai lembaga bimbel yang di waralaba kan, dan membutuhkan modul.
  • Modul dalam bentuk Mic. Word Jenjang SD
  • Desain Modul per Bab sehingga mudah disesuaikan dengan perubahan kurikulum
  • Dikirim dengan Flasdisk
  • Harga Rp 10.000.000,-
  • Contoh modul download di http://contohmodul.aqilacourse.web.id/
  • Klik disini untuk Pemesanan

Paket Modul Bimbel SMP Word Premium

  • Bagi Anda yang mempunyai lembaga bimbel yang di waralaba kan, dan membutuhkan modul.
  • Modul dalam bentuk Mic. Word Jenjang SMP
  • Desain Modul per Bab sehingga mudah disesuaikan dengan perubahan kurikulum
  • Dikirim dengan Flasdisk
  • Harga Rp 10.000.000,-
  • Contoh modul download di http://contohmodul.aqilacourse.web.id/
  • Klik disini untuk Pemesanan

 

Keterangan :

  1. Semua Harga di atas sudah termasuk ongkos kirim, dan Tidak ada biaya tambahan lain.
  2. Contoh modul dapat di download di http://contohmodul.aqilacourse.web.id/

Info Lengkap tentang Kemitraan Aqila Course dapat di download klik disini  (klik kanan, simpan tautan sebagai … atau save page link as … 1 mb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This blog is kept spam free by WP-SpamFree.